SEBAGIAN pasangan yang hendak menikah tak jarang alami sindrom pranikah. Panik, cemas dan tertekan kadang menghantui calon pengantin, sebelum menjalani proses pernikahan. Seseorang yang tak miliki kesiapan mental cenderung alami sindrom pranikah. Hal tersebut diakui psikolog cantik Oriza Sativa.
Menurut Oriza, sindrom terjadi saat seseorang mengalami peralihan status lajang menjadi tak lajang. Untuk itu, agar si calon pengantin tak dihinggapi sindrom pranikah, ada baiknya kedua calon mempelai harus banyak bersyukur menghadapi pernikahan. (Klik: Sebelum Nikah, Raffi-Nagita Bikin Perjanjian Pranikah?)
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
“Ada tiga macam orang mengalami sindrom pranikah, dia kurang siap mentalnya, tidak memiliki rasa kecukupan dalam kepribadian dan juga tidak bersyukur membuat pasangan mengalami sindrom pranikah,” terang Oriza Sativa saat mendatangi redaksi Okezone di Gedung HighEnd, Kebon Sirih, Jakarta, Selasa 30 September 2014.
Oriza menyarankan pasangan yang akan menikah sebaiknya mempersiapkan mental secara utuh, kepribadian pasangan yang sudah matang dan rasa bersyukur.
“Caranya bagaimana tidak alami sindrom pranikah, yang dibalik saja teniknya. Lebih bersyukur, siap lahir batin mentalnya mau menikah, dan kepribadiannya sudah kokoh untuk membina rumah tangga,” tutupnya.
(ren)