Share

Hingga September, Inflasi Sumut Baru 2,99%

Akbar Dongoran , Okezone · Rabu 01 Oktober 2014 22:16 WIB
https: img.okezone.com content 2014 10 01 20 1047026 kv8wsgvacX.jpg Hingga September, Inflasi Sumut Baru 2,99% (Ilustrasi: Reuters)
A A A

MEDAN – Tingkat pergerakan harga di Sumatera Utara (Sumut) relatif terjaga sepanjang 2014 ini. Tercatat, inflasi di Sumut hingga September 2014, baru mencapai level 2,99 persen, padahal jika dibandingkan dengan tahun lalu, inflasi kumulatif Januari-September 2013 sudah mencapai 8,4 persen.

Kepala BPS Sumut Wien Kusdiatmono mengatakan, terjaganya tingkat pergerakan harga di Sumut sepanjang 2014 ini, membuat laju inflasi year on year (yoy) hingga September, baru mencapai level 4,3 persen. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, laju inflasi yoy telah mencapai 9,35 persen.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

“Ini cukup menggembirakan. Karena di tengah tahun pemilu, saat kita mengkhawatirkan inflasi tinggi, ternyata inflasi bisa terjaga dengan cukup baik,”jelasnya, Rabu (1/10/2014).

Wien menyebutkan, cukup terjaganya inflasi sepanjang 2014 ini, didorong oleh cukup terjaganya harga sejumlah komoditi pangan utama. Seperti beras dan minyak goreng. Komoditi yang masih sulit dikendalikan harganya hingga saat ini adalah komoditi cabai merah, yang beberapa kali menjadi penyebab utama inflasi.

“Kebanyakan penyebab inflasi memang bukan komoditi utama. Apalagi tahun lalu memang inflasi kita cukup tinggi. Kalau komoditi pangan cukup terjaga. Selain cabai merah mungkin. Seperti untuk September ini, inflasi kembali menjadi penyebab inflasi,”terangnya.

Di September 2014 ini, cabai merah menjadi penyebab utama inflasi hampir di seluruh daerah di Sumut. Seperti di Medan yang memiliki andil lebih dari 80 persen terhadap pembentukan inflasi Sumut, harga cabai Merah yang naik lebih dari 33 persen, membuat inflasi bertahan di atas level 0,2 persen.

“Kita harap Pemerintah dan Bank Indonesia dapat menggunakan data-data itu untuk kemudian membuat program yang dapat menekan laju pergerakan harga cabai.  Setahu saya sudah dimulai, tapi mungkin dampaknya baru bisa dirasakan tahun depan,”tutupnya.

Inflasi kumulatif di Sumut ini jauh di bawah inflasi nasional, yang telah mencapai 3,71 persen. Namun secara tahunan, inflasi nasional masih lebih rendah, di angka 4,53 persen.

(rzk)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini