DESA Sarongge menjadi kawasan ekowisata di kaki Gunung Gede. Lalu, dari mana asal nama desa yang menganut warisan Sunda yang berasal dari nenek moyangnya?
Dikisahkan, kampung dihuni 843 jiwa ini dulunya pertama kali dijejaki kakek bernama Sartawi berasal dari Desa Marongge di Sumedang. Beliau yang pertama kali membangun desa sampai akhirnya banyak penduduk lain pindah ke desa itu.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Kurang lebih 1928, para penduduk yang tinggal bersama Aki Sartawi menjuluki desa itu Sarongge yang didapat dari singkatan nama Sartawi asal Marongge. Nama itu akhirnya masih dipertahankan hingga kini yang juga tak asing di telinga wisatawan.
"Nama Sarongge mulanya dari seseorang yang ahli di bidang mistik yang menyingkat nama desa," ujar Tokoh Masyarakat Sarongge Zainuddin kepada Okezone, di Saung Sarongge, Kampung Sarongge, Kecamatan Pacet, Cianjur, Jawa Barat, baru-baru ini.
Kemudian datanglah Jepang, PKI dan Belanda yang menguasai kehidupan desa. Dari situ terlihat potensi wilayah desa ini menjanjikan bagi kehidupan warga.
Desa ini berpotensi sebagai destinasi wisata di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Ada lahan seluas 15 hektar yang dianggap subur dan mendatangkan rezeki.
Ada pula tradisi nenek moyang yang melekat di hati warga setempat. Sebuah ritual keagamaan berupa Ngaruwat Cai yang mengingatkan warga agar tetap menjaga saluran air, lahan pertanian dan kehidupan kampung.
Begitu pula dengan kegiatan kesenian khas Sunda dipertahankan warga sekitar. Seperti misalnya pencak silat, musik calung, tari jaipong dan tradisi adu domba yang semuanya sukses dipersembahkan saat Festival Sarongge akhir pekan lalu.
(jjs)
