Share

Indonesia Harus Belajar Penanganan Pasca-Ebola

Erika Kurnia, Jurnalis · Rabu 01 Oktober 2014 09:48 WIB
$detail['images_title']
Kasus ebola terus bertambah (Foto: Dailymail)

EBOLA telah dinyatakan WHO sebagai wabah kesehatan di Afrika Barat sejak enam bulan terakhir. Berbagai kasus dan pengalaman penanganan Ebola, tentunya menjadi pelajaran bagi dunia kesehatan internasional, khususnya Indonesia.

Prof. Tjandra Yoga Aditama, Ketua Balitbangkes, melihat situasi wabah Ebola di daerah pandemi, Afrika Barat, dengan analisis ilmiah. Dari analisis tersebut, dia menggarisbawahi sebab-akibat yang dapat dipelajari oleh Indonesia dari wabah Ebola ini.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Ebola pertama kali ditemukan di negara Republik Demokratik Kongo. Ebola di sana sudah menjadi masalah klasik karena negara ini terhitung telah dilanda wabah Ebola sebanyak tujuh kali. Dari kejadian yang berulang di Kongo, Prof. Tjandra berpendapat bahwa penyuluhan kesehatan ke masyarakat harus terus-menerus dilakukan agar perilaku masyarakat dapat berubah menjadi perilaku sehat.

"Nigeria dan Senegal kini telah berhasil menangani wabah Ebola mereka. Situasi mereka kini stabil dan sebentar lagi kedua negara ini dapat dideklarasikaan all clear. Ini menunjukkan bahwa wabah Ebola dapat diatasi kalau ditangani dengan baik," tutur Prof. Tjandra melalui pesan elektronik kepada Okezone, Rabu (1/10/2014).

Wabah Ebola berkembang sangat pesat. Apalagi ini pertama kalinya wabah Ebola Afrika melanda kota besar. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa penanganan penyakit menular yang berdampak luas pada masyarakat di daerah perkotaan, memerlukan pendekatan khusus.

"Salah satu pelajaran penting dari terus meluasnya Ebola di tiga negara yang pertama mendapat wabah, yaitu Guinea, Liberia, dan Sierra Leonne adalah kenyataan bahwa buruknya sistem kesehatan secara umum akan membuat penyebaran penyakit jadi tidak terkendali. Karena itu, 'health system strenthening' atau penguatan sistem kesehatan merupakan kegiatan utama pembangunan kesehatan di setiap negara," tambah Prof. Tjandra.

Perlu diketahui, pada abad ini setidaknya ada empat wabah besar yang meresahkan dunia. Kuman, virus, parasit, dan penyebab penyakit lainnya juga mungkin terus bermutasi, berevolusi, dan berubah seiring perkembangan zaman. Bukan tidak mungkin di masa mendatang akan ada wabah lain yang harus siap diantisipasi warga dunia.

"Apakah Ebola di Afrika Barat ini akan berkembang lebih buruk, lebih luas, dan lebih mematikan. Tentu kita tidak ingin ini terjadi, karena itu perlu upaya penangulangan yang baik dan kuat," sarannya.

Untuk pengendalian penyakit menular, ketua Balitbankes ini menggarisbawahi beberapa hal yang perlu disiapkan Indonesia dalam menghadapi kemungkinan tersebut, di antaranya pimpinan yang menguasai masalah, program penanggulangan penyakit yang berbasis bukti, petugas yang bertanggung jawab, dan sistem kesehatan yang tertata baik.

(fik)