Share

Catatan Kepsek tentang Penerapan Kurikulum 2013

Rachmad Faisal Harahap , Okezone · Rabu 01 Oktober 2014 17:11 WIB
https: img.okezone.com content 2014 10 01 560 1046952 MO3aFlBwzK.jpg Penerapan Kurikulum 2013 belum bisa dibilang sempurna. (Ilustrasi: dok. Okezone)
A A A

JAKARTA - Sejak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerapkan Kurikulum 2013 tahun lalu, setiap sekolah pun menghadapi kendala masing-masing. Ada yang bermasalah dengan buku, ada juga yang mengalami kesulitan di unsur pengajar.

Namun tidak demikian dengan SMAN 2 Kota Batu, Jawa Timur. Sang kepala sekolah, Pamor Patriawan, mengaku, penerapan Kurikulum 2013 di sekolahnya berjalan lancar. Menurut Pamor, sekolahnya rutin dan teratur mengikuti berbagai tahapan persiapan implementasi kurikulum 2013 yang dibuat pemerintah.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Misalnya, workshop dan pendampingan guru. Kegiatan ini melatih guru mengajar sesuai karakteristik Kurikulum 2013 melalui pendekatan saintifik dan observasi, hingga bagaimana berkomunikasi dengan siswa," ujar Pamor saat berbincang dengan Okezone, belum lama ini.

Guru mata pelajaran Kimia itu menilai, pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA), pendekatan tersebut bukanlah hal baru. Namun, bisa jadi dianggap sebagai metode baru dalam mata pelajaran non IPA.

Menurut Pamor, kegiatan belajar mengajar dengan Kurikulum 2013 tidak hanya menekankan hasil, tetapi juga melihat proses. Cara ini disebut sebagai penilaian otentik.

"Penilaian itu mencakup kompetensi, keterampilan hingga ketuhanan. Jika optimal, maka akan menghasilkan output yang bagus," ujar Pamor.

Meski dianggap lancar, Pamor memiliki catatan untuk penerapan kurikulum 2013. Pertama, pelatihan guru masih diperlukan. Kedua, adptasi siswa juga perlu diperhatikan.

"Ini kesulitan anak-anak, sebab mereka harus lebih aktif," tuturnya.

Catatan lainnya, adalah tentang buku. Saat ini, kata Pamor, buku non peminatan di Kota Batu dan Malang memang sudah terpenuhi. 

"Namun, buku peminatan dari pemerintah belum tersedia. Sementara diakali dengan kreativitas guru dan memakai buku dari penerbit," ungkapnya.

(rfa)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini