JAKARTA - Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melanjutkan tren negatif. Seperti diketahui, pagi ini rupiah dibuka melemah 3 poin dari sebelumnya Rp12.137 per USD menjadi Rp12.134 per USD.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sore ini melanjutkan pelemahannya sejak penutupan sesi I. IHSG tercatat anjlok 140,10 poin atau 2,7 persen ke 5.000,81.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung (CT) mengatakan, bahwa pelemahan keduanya dipicu oleh stimulus bank sentral AS.
"Melemah karena the Fed akan menaikan suku bunganya, itu ada akibatnya dengan kenaikan suku bunga di AS, akibatnya dolarnya akan menguat," ungkap CT saat ditemui di kantornya, Kamis (2/10/2014).
Kemudian dirinya juga berpendapat bahwa pasar menilai bahwa situasi perekonomian Indonesia ke depan kurang kondusif. Hal ini berkaitan dengan terus bergulirnya permasalahan politik di negara ini.
"Kedua pasar melihat situasi yang agak kurang kondusif terkait dengan kelangsungan perekonomian kita ke depan, khususnya terkait dengan masalah politik, itu terkait juga terhadap pelemahan IHSG dan juga pada kelemahan rupiah," jelasnya.
Terkait dengan upaya untuk menstabilkan nilai rupiah. CT menyerahkan sepenuhnya kepada bank sentral Indonesia untuk mengambil langkah perbaikan kurs rupiah.
"itu (upayanya) kewenangan Bank Indonesia," tukas CT.
(rzk)