Share

Kain Ikat Celup Rumahan Tembus Mancanegara

Sony Hermawan (Sindo TV), Sindo TV · Kamis 02 Oktober 2014 14:49 WIB
https: img.okezone.com content 2014 10 02 29 1047345 0Pbnzr2Wcp.jpg Kain ikat sampai mancanegara (Foto:Kiosgeek)
A A A

SIAPA sangka kain ikat celup produksi ibu-ibu rumah tangga di Surabaya, Jawa Timur bisa menembus pasar manca negara.

Selain harganya yang kompetitif, produk kain ikat celup ini juga diburu oleh konsumen luar negeri, karena memakai bahan pewarna alami yang bisa didapat dari alam sekitar, sehingga aman bagi tubuh saat dipakai.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Perkembangan dunia fashion saat ini sangat pesat. Hal ini dibarengi tumbuhnya industri kain yang kian menjamur. Rata-rata indsutri besar menggunakan bahan dasar pewarnaan kimiawi, sangat jarang produksi kain yang membuat bahan pewarna alami.

Namun hal ini tidak berlaku bagi lima orang ibu rumah tangga di Banyuurip, Kidul,Surabaya. Dalam proses pembuatan kain ikat celup, mereka berbekal kemampuan yang memadai salah satunya memanfaatkan kekayaan alam sekitar sebagai bahan dasar pewarnaan kain ikat celup.  

"Untuk membuat motif kainnya, kain katun putih selebar 2,5x 115 meter diikat dengan tali rafia. Setelah selesai kita bisa siapkan bahan pewarna yang diambil dari alam seperti daun kelengkeng, daun jati, daun mangga, daun jambu biji, daun rambutan, dan daun sawo bludru. Sedangkan pewarna alam yang berasal dari kulit antara lain kulit mahoni, kayu secang, kayu nangka, teger, kulit manggis, serta banyak bahan lainnya yang disediakan alam," beber perajin kain ikat celup, Mahrifah di Surabaya, Kamis (2/9/2014).

Kemudian lanjutnya, bahan pewarna alami ini direbus hingga mendidih lalu dinginkan. Setelah dingin baru kain katun putih yang sudah diikat untuk membuat motif direndam dan ditiriskan hingga tiga puluh kali. Baru setelah itu, proses penguncian warna dengan menggunakan tawas atau tunjung. Lalu kain diangin-anginkan, saat proses pengeringan diusahakan tidak terkena matahari secara langsung.

Mahrifah mengatakan bahwa, bersama empat ibu rumah tangga lainnya bermimpi mempunyai penghasilan tambahan dengan membuka pembuatan kain ikat celup, dengan memakai bahan alami.

"Produk ini sangat disukai oleh turis manca negara karena memakai bahan alami," bebernya.

Untuk mempopulerkan hasil kreatifnya, kelima ibu rumah tangga yang tergabung dalam "Warna Ayu" ini selalu memanfaatkan event pameran yang disediakan oleh pemerintah Kota Surabaya. Terbukti dengan hasil keras kelima wanita tangguh ini, produknys sudah bisa melalang buana ke Belanda, Australia, Kanada, Amerika, Timur Tengah dan Korea.

Seorang konsumen Siti Zulaikah mengaku jatuh cinta pada produk kain ikat celup, karena memakai proses pewarnaan alami.

"Bahan alami harganya relatif lebih murah dibanding dengan kain sejenisnya, yakni dibanderol Rp250 ribu per lembar, sedangkan motifnya sederhana namun bisa memberi kesan elegan," pungkasnya.

(fik)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini