Share

Variatif, Batik Pun Tak Kuno Lagi

Rifa Nadia Nurfuadah , Okezone · Kamis 02 Oktober 2014 16:10 WIB
https: img.okezone.com content 2014 10 02 373 1047343 wpfudJ5xOb.jpg Batik sudah jauh dari kesan kuno. Tidak heran, makin banyak anak muda mengenakan batik. (Ilustrai: Erika Lia/Koran Sindo)
A A A

JAKARTA - Batik bukan lagi monopoli orang-orang tua. Bahkan, batik juga sudah jauh dari kesan kuno. 

Makin variatifnya model dan motif batik membuat anak muda Indonesia tidak perlu berpikir dua kali untuk mengenakannya. Menurut Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), Randy Frans Fela, fesyen batik sudah sangat berkembang sehingga anak muda pun memiliki banyak pilihan.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Jadi, milih batik bisa disesuaikan dengan keperluan. Bahkan saya sering melihat teman-teman kuliah pakai batik," ujar Randy, ketika berbincang dengan Okezone, Kamis (2/10/2014).

Sayangnya, kata Randy, dia belum melihat penggunaan batik yang lebih massif di berbagai kota besar. Kebanyakan, masyarakat perkotaan mengenakan batik untuk menghadiri acara formal.

"Mungkin karena kecenderungan gaya berbusana di tiap kota berbeda-beda. Bisa jadi, di kota tertentu, tren fesyennya memang lebih modern," tutur mahasiswa jurusan Teknik Fisika itu.

Kemudahan dalam memilih batik sebagai busana sehari-hari juga dirasakan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Rizki Ageng Mardikawati. Kesan formal yang melekat pada batik, kata Rizki, kini sudah lenyap seiring kian variatifnya busana khas Indonesia ini. Anak muda Indonesia pun bisa bebas memilih batik mulai dari kemeja, gaun, rok, tunik hingga jilbab dan aksesoris.

"Bahkan berbagai inovasi, seperti yang dibuat mahasiswa UNY, membuat batik lebih populer di kalangan anak muda. Misalnya, membuat batik dengan motif kartun atau rumus kimia," imbuhnya.

Rizki sendiri sering mengenakan ketika kuliah. Dia tidak merasa penampilannya terlalu formal karena bisa memodifikasi batik yang dikenakannya.

"Apalagi sebagai calon guru, saya harus membiasakan diri untuk tampil rapi," ujar mahasiswa Pendidikan Fisika ini.

Kebiasaan mengenakan batik juga sudah melekat di diri Ahmad Subagia. Mahasiswa Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) itu sudah memakai batik sejak kecil, terutama jika diajak kedua orangtuanya ke berbagai acara resmi.

"Lagi pula, saat sekolah pun kita sudah memakai batik. Jadi sudah biasa. Anggapan batik itu kuno mah pemikiran sempit saja," tutur Gia, demikian dia biasa disapa.

Motif batik favorit Gia adalah mega mendung. Menurutnya, motif ini memberikan kesan simpel tapi tetap enak dilihat.

"Saya biasa memadukan batik dengan celana jins supaya enggak terkesan terlalu 'berat'," sebutnya.

(rfa)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini