Share

Jokowi, dari Brengosan Menuju Istana

Bramantyo , Okezone · Senin 20 Oktober 2014 06:31 WIB
https: img.okezone.com content 2014 10 19 337 1054209 xv6p0Emc1w.jpg Jokowi, dari Brengosan Menuju Istana
A A A

SOLO - Sosok FX Hadi Rudyatmo tak bisa dipisahkan dari Jokowi. Karena Rudy, Jokowi mengenal dunia politik. Rudy pula yang menjadikan Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Solo.

Meskipun saat itu banyak orang, termasuk Megawati Soekarnoputri meragukan Jokowi. Kini tak banyak yang menyangka bila sosok yang dahulunya diremehkan tersebut, menduduki kursi orang nomor satu di republik ini.‎

 

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Karir politik Jokowi  berawal dari Brengosan yang merupakan sebutan markas DPC PDIP Solo. Sebagai orang baru di dunia politik, Rudy harus berjuang keras memperkenalkan Jokowi dengan blusukan masuk kampung keluar kampung untuk persiapan menjelang pemilihan wali kota Surakarta.

 

Awal hubungan Rudy dan Jokowi lantaran dikenalkan oleh Seno Kusumoharjo dan Miyono yang tak lain paman Jokowi. Dari perkenalan tersebut sering terjadi komunikasi.

 

"Saat itu saya tanya ke Pak Rudy.'Pak 2004 besok itu wali kota dipilih langsung. Rencanannya PDIP mau mengusung calon wali kota yang lama (Slamet Suryanto) atau yang baru'. Dan saat itu Pak Rudy jawab mengusung calon wali kota yang baru," papar Seno Kusumoarjo saat pelicans buku Jokowi berjudul "Catatan dan Persepsi" di Pendapa Gede Balai Kota Solo, Jawa Tengah, yang dihadiri langsung Jokowi belum lama ini.

 

Masih menurut kakak Bupati Boyolali ini, saat itu dirinya bertanya kembali pada Rudy apakah Rudy sendiri yang akan mencalonkan atau ada calon lain yang akan diusungnya. Saat itu, ungkap Seno, Rudy menjawab bahwa PDIP akan mengusung calon lain untuk maju sebagai wali kota.

 

"Lah saya tanya sudah punya calon? Pak Rudy hanya menggelengkan kepala saja. Lantas saya tawarkan nama Rudy dan Jokowi. Kebetulan waktu itu Pak Jokowi sendiri juga berminat maju sebagai wali kota melalui PKS dan Partai Golkar tapi tidak diterima karena kedua partai itu mengusung calonnya sendiri. Dan saat itu Pak Rudy setuju dengan usulan saya. Kemudian keduannya saya pertemukan. Dan hebatnya, saat keduanya bertemu, keduanya langsung cocok," papar Seno.‎

 

Setelah keduanya sepakat, maka keduanya (Jokowi dan Rudy) sering bertemu untuk berkomunikasi.

 

Senada dengan apa yang diutarakan Seno Kusumoarjo, Rudy mengaku banyak sekali kecocokan dengan Jokowi. Karena kecocokan itulah, keduanya akhirnya sering bertemu. Terlebih lagi, ayah Jokowi, yaitu Widjinotomiharjo sudah lama terjun menjadi anggota Koordinator Tata Tertib (Kortip) PDI di Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah.

 

"Yang pertama "menjodohkan" saya dengan Pak Jokowi adalah Pak Seno Kusumoharjo. Ternyata  bapaknya Jokowi juga anggota satgas atau zaman dulu koordinator tata tertib (kortib) waktu dulu namanya masih PDI," jelas Rudy kepada Okezone belum lama ini.

 

Jokowi mulai keluar dari dunia yang selama ini digelutinya yaitu bisnis, dan masuk ke dunia politik karena pengaruh dan campur tangan dari Rudy. "Mohon maaf, Pak Jokowi juga baru keluar (dunia politik) ketemu teman-teman setelah saya gandeng. Karena itu bila ada yang tidak konsisten dari Pak Jokowi kita selalu saling mengingatkan," jelas Rudi.

 

Ada satu hal yang menarik yang masih diingat Rudy. Ketika mereka dijodohkan sebagai pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surakarta untuk periode pertama, Rudi sempat dipanggil ke DPP PDIP untuk bertemu Megawati, dan ditanya siapa calon pasangan Rudi yang akan menjadi wali kota tahun 2005.

 

"Sapa calonmu Rud -panggilan akrab Megawati ke Rudy- yang menjadi wali kota? Terus saya jawab, 'Besok saya hadirkan orangnya di Teuku Umar Ibu'," ungkap Rudi menceritakan kejadian waktu dulu.

 

Rudy menceritakan, saat pertama kali mengantar Jokowi untuk menghadap Megawati ke Jakarta, dirinya sempat ragu. Keraguan juga dirasakan oleh Megawati begitu melihat sosok Jokowi. Saat itu Megawati pun sedikit terkejut dan tidak percaya dengan pilihannya. Bahkan Megawati kala itu sempat memberi komentar dengan nada bercanda.

 

"Kurus kaya begini apa bisa menjadi wali kota? Apakah bisa menang? Ya saya menjawab, saya yakin menang bu," jelas Rudi menceritakan komentar Megawati setelah bertemu Jokowi.

 

Tak hanya Megawati yang ragu terhadap sosok Jokowi. Meski telah mengantongi rekomendasi dari Ketua Umum DPP PDIP itu, namun para kader di bawah juga tak percaya kalau rekomendasi itu asli.

 

Untuk membuktikan rekomendasi tersebut asli, Rudy meminta kepada Megawati untuk memberikan rekomendasi secara langsung disaksikan seluruh kader PDIP yang saat itu mengambil lokasi di Pagelaran Keraton Kasunanan Surakarta. "Saya minta langsung ke Bu Mega untuk menyerahkan ke kami rekomendasi tersebut. Soalnya banyak tudingan rekomendasi itu palsu," ujar Rudy.‎

 

Menurut Rudy, alasan dirinya begitu dekat dan memiliki kepercayaan terhadap Jokowi karena persamaan nasib pada masa kecil, yaitu sama-sama menderita, pernah digusur di bantaran sungai, tergusur untuk jalan dan berangkat dari keluarga yang juga tidak mampu. "Persamaan lainnya antara saya dan Jokowi adalah memiliki semangat untuk maju dan dia kan ayahnya Satgas PDI," jelasnya.

 

Saat memutuskan untuk maju dalam pemilihan wali kota dan wakil wali kota Surakarta, Rudy selalu mengatakan pada Jokowi untuk tidak merespons kampanye hitam yang ditujukan pada dirinya. Sebab, bila Jokowi merespons kampanye hitam, bukan mustahil bakal terpengaruh.

 

 

"Jokowi itu selalu saja bercerita pada saya menyangkut banyaknya kampanye hitam. Apa saja dia selalu cerita. Dan saya bilang ke Jokowi, tidak perlu digubris, yang penting jalan terus. Kalau kampanye tersebut digubris, maka Jokowi tidak akan konsen. Dan saran saya itu ternyata direspons. Waktu pemilihan Gubenur dulu juga begitu," ungkapnya.

 

Bahkan Rudy mengaku saat ini sangat lega melihat mantan patnernya kini menduduki kursi RI 1. Bagaimana tidak, usaha keras yang selama ini dilakukan telah terbayarkan seluruhnya. Kini, Rudy hanya bisa berharap mantan patnernya tersebut bisa membawa Indonesia lebih maju.

 

"Saben bengi, mlebu metu kampung (tiap malam keluar masuk kampung), mulai pagi sampai malam. Naik sepeda motor berdua, pulang jam 1 jam 2 dengan Pak Jokowi sudah biasa. Itu hanya kenangan saja, yang penting saat ini saya sebagai rakyat hanya bisa berharap semoga Pak Jokowi bisa membawa Indonesia lebih sejahtera lagi," pungkasnya.

(ful)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini