Share

Tidak Ada Batasan Maba dengan Senior

Rachmad Faisal Harahap, Okezone · Senin 20 Oktober 2014 11:15 WIB
https: img.okezone.com content 2014 10 20 65 1054417 8Np84S5SQL.jpg Tidak Ada Batasan Maba dengan Senior (Foto: dok. okezone)

JAKARTA - Selama ini dunia pendidikan selalu memiliki sebutan senior dan junior. Mahasiswa baru (maba) sebagai junior dan mahasiswa lama sebagai senior. Mereka pun memiliki batasan-batasan, sehingga tidak akrab dan cenderung terpisah.

Hal tersebut sangat disayangkan, padahal mahasiswa di satu kampus harus akrab, tidak ada kelas senior dan junior. Dengan menjadi akrab, mereka bisa menyatu dan saling berbagi untuk membangun universitas sebagai tempat belajar yang lebih baik.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Dosen Surya University (SU) Korinius Waimbo mengatakan, guna mewujudkan niat baik itu, mereka mengadakan kegiatan Sore Keakraban (Sokakrab). Kegiatan ini diadakan setelah ujian tengah semester (UTS), dan bertujuan coba menimbulkan kultur baru.

"Di Indonesia terkenal dengan nama maba dan mahasiswa lama yang hubungannya seperti junior dan senior. Seperti ospek, seniornya berbagai cara untuk menguji mentalnya sehingga adanya kecenderungan kekerasan. Hal ini merupakan kultur yang tidak bagus," ujar Korinius saat berbincang dengan Okezone dalam acara Sokakrab Hima Technopreneurship SU di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu, belum lama ini.

Memulai dengan ospek yang bagus, dosen yang mengajar mata kuliah matrikulasi matematika itu melanjutkan, untuk lebih akrab antara maba dengan mahasiswa lama, Himpunan Mahasiswa (Hima) Technopreneurship Surya University (SU) pun mengadakan acara Sore Keakraban (Sokakrab).

"Kita ingin membangun kekeluargaan, tidak memandang antara maba dan mahasiswa lama. Intinya acara ini, mahasiswa senang belajar di Sokakrab, mengembangkan kultur yang dibangun untuk memiliki kebersamaan, dan mengajarkan ke mereka untuk tidak melihat senioritas yang dominan, tapi juga menggunakan posisi senior untuk mengajar kekeluargaan kepada adik-adiknya," ucap dia.

Korinius berharap, melalui jalinan hubungan tanpa ada batasan antara junior dan senior, para mahasiswa dapat akrab berkumpul bersama. Mahasiswa program studi (prodi) teknopreneurship membangun suasana tersebut untuk saling mendukung yang baik.

"Kami sangat mendorong kegiatan ini. Mahasiswa tidak hanya belajar di dalam ruangan kelas, tapi juga mengadakan kegiatan-kegiatan di luar kampus. Pemilihan waktu acara ini pun sudah bagus sekali saat selesai UTS," ungkapnya. (fsl)

(rhs)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini