Share

Razia Rambut, Guru Benturkan Kepala Murid ke Tembok

Markus Yuwono , Sindoradio · Selasa 21 Oktober 2014 07:02 WIB
https: img.okezone.com content 2014 10 21 340 1054864 Sm5ieq3GVm.jpg Razia Rambut, Guru Benturkan Kepala Murid ke Tembok
A A A

GUNUNGKIDUL - Seorang oknum Guru SMK Muhammadiyah 2 Playen, Gunungkidul, DIY, Muhammad Yusuf menganiaya tiga muridnya. Salah seorang murid bahkan terluka pelipisnya hingga harus dijahit lantaran dibenturkan ke tembok dan dipukuli menggunakan tangan kosong.  

Murid yang terluka keningnya yakni Bagus Bagas Saputra (17). Dia mengalami luka pada bagian pelipis dan mendapatkan dua jahitan. Dua korban lainnya yakni Arif Hudiyanto dan Septian Yusca. Keduanya juga dipukuli oleh guru tersebut.

 

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Dari Informasi yang dihimpun, penganiayaan ini terjadi pada Senin (20/10/2014) seusai melakukan kegiatan upacara bendera. Guru memeriksa rambut murid, dan didapati beberapa orang murid memiliki rambut yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah.

 

Tiba-tiba dengan wajah yang emosi, guru tersebut memegang kepala Arif dan membenturkan ke tembok ruang kelas. Usai membenturkan, oknum guru tersebut langsung memegang rambut Bagas dan memotongnya menggunakan gunting.

 

Diduga karena emosi, gunting yang digunakan mengenai pelipis bagus saat memotong. “Pak Yusuf itu marah ke teman saya (Arif) saat menggunting rambut. Mungkin karena emosi, guntingnya mengenai kening. Tahu-tahu langsung mengeluarkan darah,” kata Bagas kepada wartawan.

 

Setelah mengetahui Bagas mengeluarkan darah, beberapa siswa langsung membawa korban ke Puskesmas Playen untuk mendapatkan pertolongan. Bagas mendapatkan dua jahitan pada keningnya. “Guru tersebut memang ringan tangan, tetapi kami takut untuk melaporkannya,” ucap bagas Korban lannnya, Septian Yusca.

 

“Tidak seharusnya diselesaikan dengan kekerasan, saya merawat keponakan sejak kecil belum pernah memukulnya kok,” sesal paman Bagas, Marlan, saat dikonfirmasi terpisah. Ia mengaku menunggu orang tua Bagas pulang dari Jakarta terkait tindakan oknum guru tersebut.

 

“Ibunya akan pulang, untuk menyelesaikan permasalahan ini,” ucapnya.

 

 

(teb)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini