Share

Jadi Menteri Tak Cukup Profesional, tapi...

Angkasa Yudhistira , Okezone · Kamis 23 Oktober 2014 08:09 WIB
https: img.okezone.com content 2014 10 23 337 1055856 jadi-menteri-tak-cukup-profesional-tapi-798rYqJIm7.jpg Jadi Menteri Tak Cukup Profesional, Tapi...(Foto: Okezone)
A A A

JAKARTA - Profesional saja tak cukup bagi seseorang untuk menduduki kursi menteri. Seorang menteri haruslah kreatif membuat program-program yang layak untuk rakat.

"Menteri itu juru mudi negara. Presiden kan tinggal setuju dan tidak setuju saja atas program-program yang diajukan oleh para menteri itu sendiri. Jadi, tidak cukup hanya diisi oleh seorang yang profesional saja," kata pengamat politik Said Salahudin kepada Okezone, Rabu (23/10/2014).

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Kekuasaan, kata Said, memang ada di tangan Presiden tetapi arah kebijakan negara ada di tangan menteri. "Sebegitu pentingnya posisi menteri, kok orang yang dipilih untuk menentukan kebijakan syaratnya profesional, ya tidak cukup. Menteri itu harus seorang yang negarawan," terangnya.

Ketika menteri hanyalah seorang yang profesional, lanjutnya, hanya akan memikirkan soal untung dan rugi. Maka, saat melihat ada keuntungan yang diperoleh, bukan tidak mungkin aset negara akan digadai pada pihak asing.

"Jadi analoginya seperti cari jodoh. Saya laki-laki, tidak perlu lagi ditanya mau cowok apa cewek. Tapi ada syarat lainnya, misalnya cantik, pintar memasak, dan lainnya. Nah, kalau posisi menteri, tentu dia harus profesional di bidangnya. Tinggal dicari dari orang-orang itu yang memiliki idealisme, patriotisme dan membela bangsa. Itu lah yang bisa disebut sebagai seorang negarawan," tegasnya.

(sus)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini