Share

Video Siswi SMP Bercumbu di Hutan Beredar Luas

Markus Yuwono , Sindoradio · Kamis 23 Oktober 2014 04:03 WIB
https: img.okezone.com content 2014 10 23 340 1055815 video-siswi-smp-bercumbu-di-hutan-beredar-luas-9wyT4a2NJ7.jpg Video Siswi SMP Bercumbu di Hutan Beredar Luas
A A A

GUNUNGKIDUL – Rekaman video siswi SMP Negeri Gunungkidul, Yogyakarta, menghebohkan masyarakat. Salah satu pemerannya bahkan masih menggunakan seragam dengan almamater sekolah.

 

Dalam video yang berdurasi 5 menit 32 detik tersebut terlihat seorang gadis berseragam sekolah berbuat asusila bersama teman lelakinya yang menggunakan kaos di kawasan hutan. Sang lelaki merekam adegan mesumnya diduga menggunakan kamera ponsel. Tragisnya, video tersebut kini mulai tersebar luas di Youtube, yang diunggah hari ini. Video diunggah oleh akun dengan nama Arief Alfarishy.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

 

Sejak diunggah terlihat peningkatan pengunjung, dari pukul 20.00 Wib yang awalnya hanya belasan saat pukul 21.00 WIB sudah mencapai 200-an. Salah seorang warga Wonosari, Adhit Putra (25) mengaku awalnya tidak sengaja saat mencari film tentang Gunungkidul. “Sangat mengagetkan, saat membuka Youtube mau mencari film tentang Gunungkidul yang muncul video mesum,” katanya, Rabu (22/10/2014).

 

Dia menyayangkan adegan yang tidak pantas dilakukan oleh seorang pelajar yang duduk dibangku SMP. “Apalagi videonya masih menggunakan seragam,” imbuhnya.

 

Menanggapi peredaran video tersebut, Relawan Perhimpunan Berencana Indonesia (PKBI) Gunungkidul, Rino Caroko mengaku prihatin dengan perilaku seksualitas remaja yang saat ini sering terjadi. “Seharusnya tidak dilakukan oleh anak seuisa SMP,” katanya.

 

Dijelaskannya, penyebab penyimpangan perilaku remaja dikarena beberapa faktor di antaranya, pendidikan moral di sekolah dan keluarga rendah. “Angka pengetahuan kesehatan reproduksi bagi remaja kurang, dan kondisi umur yang masih muda sehingga tingkat emosionalnya masih labil, “ jelasnya.

 

Rino berharap ada upaya dari pemerintah untuk mengurangi penyimpangan seksual dengan cara memasukkan pelajaran kesehatan reproduksi di kurikulum sekolah. “Pemerintah seharusnya berperan aktif menyikapi masalah ini,” pungkasnya.

(ful)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini