Share

Kasus Kekerasan Siswi di Bukittinggi Berakhir Damai

Wahyu Sikumbang , Sindo TV · Kamis 23 Oktober 2014 09:59 WIB
https: img.okezone.com content 2014 10 23 340 1055876 kekerasan-pelajar-di-bukittinggi-berakhir-damai-0mDhtXNCJA.jpg Tiga pelajar di SD Trisula Perwari Bukittinggi (foto: Wahyu S/Sindo TV)
A A A

BUKITTINGGI – Kekerasan antara sesama siswa di SD Perwari Kota Bukittingi, Sumatera Barat, berakhir damai. Orangtua siswa pelaku kekerasan menjamin anak mereka tidak mengulangi perbuatan tersebut, sementara pihak sekolah berjanji mengawasi setiap siswa agar kejadian serupa tidak terulang.

Keputusan damai itu didapat setelah berlangsung mediasi selama tiga jam antara keluarga korban dan keluarga pelaku serta pihak sekolah di ruang Kepala SD Perwari. Mediasi digagas oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Bukittinggi.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Keluarga korban sepakat tidak melanjutkan kasus kekerasan yang menimpa putri mereka ke ranah hukum. “Sudah kami mediasi, dan semua pihak sepekat menempuh jalur damai,” ungkap Sekretaris Disdikpora Bukittinggi, Sosiawan Putra.

Kendati kasus tersebut sudah selesai, pihak sekolah tetap mendapat sanksi dari Pemerintah Kota Medan karena dinilai lalai dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab menjaga siswa-siswi. Namun, belum diketahui sanksi apa yang akan diberikan.

“Dalam waktu dekat, pihak sekolah akan kami beri sanksi, tapi saya belum bisa jelaskan sanksinya seperti apa,” ujar Sekda Pemkot Bukittinggi, Yuen Karnova. [Baca: Keterangan Kepsek Perwari dan Orangtua Korban Bersebrangan]

SD Trisula sendiri kini berstatus dalam pengawasan Pemkot Bukittinggi. Sedangkan siswa yang melakukan kekerasan tidak diberi sanksi karena masih di bawah umur. Mereka hanya diberi bimbingan agar tidak berperilaku kasar lagi. [Baca: Siswa di Bukittinggi Ternyata Dianiaya Satu Kelas]

Kekerasan terhadap seorang siswi kelas V SD Trisila terjadi pada 18 September 2014 saat jam belajar. Namun, penganiayaan itu menyeruak ke permukaan pada 11 Oktober setelah video yang menggambarkan kekerasan itu di-posting ke Facebook dan Youtube oleh warga.

(ris)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini