Share

Birokrasi Rumit Penyebab Minimnya Jumlah Paten

Margaret Puspitarini, Okezone · Kamis 23 Oktober 2014 21:08 WIB
https: img.okezone.com content 2014 10 23 65 1056223 birokrasi-rumit-penyebab-minimnya-jumlah-paten-xpe1c3Rfgk.jpg Birokrasi Rumit Penyebab Minimnya Jumlah Paten (Ilustrasi : pcworld.com)

JAKARTA - Bukan rahasia jika jumlah paten yang dihasilkan para peneliti Indonesia masih tergolong rendah. Data Kementerian Hukum dan HAM menunjukkan, hingga 2011, dari sekira 83 ribu paten, baru sebanyak lima ribu paten dari orang Indonesia. Sementara sisanya merupakan paten orang asing.

Menurut Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Adi Utarini, rumitnya birokrasi menjadi salah satu penyebab minimnya jumlah paten di Indonesia. Apalagi di bidang kesehatan.

Hal itu, berdampak pada pemenuhan kebutuhan alat medis dan produk kesehatan yang sangat bergantung pada impor. Bayangkan saja, sekira 90 persen alat kesehatan yang digunakan di Indonesia merupakan produk impor.

Padahal, alat-alat kesehatan tersebut bisa diproduksi secara mandiri oleh masyarakat Indonesia. “Banyak alat-alat kesehatan yang saat ini diimpor sebenarnya alat-alat yang sederhana dan seharusnya bisa diproduksi di dalam negeri,” ujar Utarini, seperti dilansir dari situs UGM, Kamis (23/10/2014).

Utarini menyebut, tidak sedikit peneliti Indonesia yang telah menciptakan alat medis dan produk kesehatan inovatif. Namun, kebanyakan temuan mereka belum dipatenkan karena terkendala proses mendapatkan paten yang rumit dan memakan waktu dan biaya besar.

“Kami minta pemerintah nantinya bisa mempermudah para peneliti dalam mendapatkan paten. Banyaknya alat dan produk kesehatan buatan dalam negeri akan mengurangi ketergantungan pada produk impor,” imbuhnya.

Dia juga mendorong agar para peneliti di FK UGM untuk terus menciptakan alat medis dan produk kesehatan yang inovatif. Serta meningkatkan kolaborasi antara peneliti FK UGM dengan peneliti dari fakultas lain untuk memproduksi alat medis yang dapat dipasarkan.

“Kami juga berusaha untuk melakukan komunikasi dengan industri untuk menjajaki kemungkinan kerja sama dalam pemasaran produk,” tutup Utarini.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(mrg)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini