SAMPAI Jumat, 24 Oktober 2014 petugas kesehatan yang telah tertular wabah ebola sudah mencapai 443 orang. 244 di antaranya meninggal dunia. Angka kematian petugas kesehatan ini terbilang lebih tinggi daripada kasus yang terjadi pada masyarakat umum.
Pernyataan ini disampaikan WHO melalui Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP (K), MARS, DTM&H, DTCE, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Kementerian Kesehatan, menjadi salah satu laporan yang disampaikan dalam pertemuan yang diadakan sejak tanggal 21-24 lalu di Jenewa, Swiss.
“Beberapa orang petugas kesehatan di Amerika Serikat dan Spanyol tertular ebola dari pasien yang mereka rawat. Meski bekerja di negara maju dan menggunakan alat pelindung diri lengkap, mereka tetap tidak terlindungi dan dapat tertular,” ujar Prof. Tjandra melalui pesan tertulis kepada Okezone, Sabtu (25/10/2014).
Prosedur keamanan petugas kesehatan dalam menggunakan alat pelindung diri (ADP) yang kurang, menurut Prof. Tjandra dapat menjadi faktor yang memudahkan mereka tertular. Menggunakan APD dengan mengikuti prosedur yang sesuai dan disiplin dapat mencegah tertularnya ebola.
“Petugas kesehatan harus memastikan jangan ada sedikit pun bagian tubuh yang tidak tertutup APD. Saat melepas juga harus hati-hati, karena kecenderung terburu-buru selesai kontak dengan pasien. Mereka juga kemungkinan dapat tertular dari benda yang tercemar cairan tubuh pasien,” tuturnya.
Menurut informasi terbaru, sejumlah negara Afrika yang masih terinfeksi ebola masih memerlukan 500 tim pengubur jenazah yang harus dilengkapi dengan mobil jenazah khusus, Alat Pelindung Diri (APD) khusus, pelatihan, dan lain sebagainya. Sementara kini baru ada 50 tim yang tersedia di lapangan.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
(ren)