Share

Kanker Usus Besar Bisa Jadi Silent Killer

Erika Kurnia, Jurnalis · Kamis 30 Oktober 2014 16:27 WIB
$detail['images_title']
Kanker usus bisa jadi silent killer (Foto: Medicalparktv)

KANKER usus adalah salah satu jenis kanker yang sering disebut sebagai silent killer. Tanpa banyak menunjukkan gejala, penyakit ini dapat menurunkan kualitas hidup penderita tanpa disadari dan mematikan.

Di Indonesia, kanker usus besar atau kolorektal ini menempati urutan kanker nomor tiga paling banyak ditemui, setelah kanker payudara dan paru. Kanker kolorektal, yang umumnya terjadi di daerah rektum usus besar, banyak dijumpai di negara-negara berkembang.

Menurut data pada tahun 2012, terdapat 27.600 kasus kanker kolorektal di Indonesia. Sedangkan menurut Jakarta Cancer tahun 2005-2007, kanker ini menempati urutan keempat dengan jumlah penderita 3,15 per 100.000 orang, setelah kanker payudara, kanker serviks, dan kanker ovarium.

Gejala kanker kolorektal miliki gejala seperti nyeri pada perut, darah pada feses, kelelahan, anemia, selera makanan menurun, dan berat badan berkurang. Dengan gejala tersebut, banyak kemungkinan kanker ini tidak terdeteksi sejak dini.

“Ada empat stadium yang menentukan keparahan, prognosis (perkiraan dan evaluasi penyakit), dan pengobatan kanker ini. Mulai dari stadium nol di mana sel-sel kanker baru ditemukan di lapisan kolon (usus besar), sampai pada stadium empat jika kanker sudah menyebar ke organ tubuh yang lain,” tutur Prof. Dr. Abdul Muthalib, SpPD KHOM., dalam seminar tentang pengobatan terbaru kanker kolorektal, di Jakarta, baru-baru ini.

Menurutnya, untuk memeriksa adanya kanker ini, dokter dapat memeriksakan gizi dan riwayat penyakit pasien, pengecekan kadar hemoglobin, colok dubur, endoskopi, pemeriksaan benjolan kelenjar limfe dan hati, USG perut, hingga MRI hati dapat dilakukan pada tahap awal.

Jika sudah positif kanker kolorektal, setidaknya ada tiga metode yang dapat diberikan kepada pasien. Yaitu operasi pengangkatan sel kanker atau pemotongan sebagian daerah usus, kemoterapi, dan terapi target. Untuk pengobatan, setidaknya ada lima lini terapi obat yang dapat diberikan kepada pasien.

“Dengan mengenal adanya penyakit ini, kanker kolorektal bisa dicegah dan diobati sedini mungkin. Ini juga dapat menambah rasio kesintasan (harapan hidup),” tutupnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(ren)