Share
Advertisement

Mengenal Lebih Dekat Developer Game Agate Studio

Ahmad Luthfi , Jurnalis-Jum'at 31 Oktober 2014 17:36 WIB
Mengenal Lebih Dekat Developer Game Agate Studio (Foto: Agatestudio)
Mengenal Lebih Dekat Developer Game Agate Studio (Foto: Agatestudio)
A
A
A

JAKARTA - Bisnis Startup cukup menjanjikan dengan revenue yang besar bila dijalani dengan gigih dan kompak dalam sebuah tim. Salah satu startup, developer aplikasi atau game yang telah sukses asal Bandung ialah Agate Studio.

Agate yang didirikan sejak 1 April 2009 dipimpin oleh CEO Arief Widhiyasa. Terdapat lima divisi seperti Legion yang terdiri dari programmer, artist, game designer dan music composer. Selain itu, Agate Studio juga memiliki divisi Agate Level Up yang mempertemukan antara expertise dari Agate dan expectation klien. Ada pula divisi publishing games, support yang terdiri dari HR, PR dan general affair serta divisi finance.

Untuk founders, punggawa di Agate Studio mayoritas berasal dari ITB. "Namun, semakin berkembangnya Agate, tim kami terdiri dari berbagai macam latar belakang pendidikan dan kampus, mulai dari game programmer yang langsung direkrut setelah lulus SMK, senior artist dari jurusan peternakan, sampai music composer dari jurusan perhotelan. Pada dasarnya, Agate tidak menekankan pada background kampus tertentu untuk crew. Agate lebih mementingkan passion dan portofolio/skill dari calon crew tersebut," jelasnya.

Arief Widhiyasa yang diwawancarai Okezone beberapa waktu lalu mengungkapkan, saat ini jumlah crew Agate Studio mencapai 55 orang. "Latarbelakang founders Agate beragam, sebagian besar dari Informatika ITB, sebagian lagi dari Fakultas Seni Rupa & Desain ITB dengan jurusan seperti Desain Produk, Desain Komunikasi Visual, dan ada yang berasal dari jurusan Matematika dan Elektro," jelas Arief.

Lebih lanjut ia mengatakan, penggunaan tools untuk mengembangkan aplikasi ini berbeda-beda berdasarkan target marketnya. "Mengenai teknologi yang digunakan, akan berbeda tergantung target market/platformnya. Untuk mobile game kami menggunakan Unity3D, sedangkan untuk browser game kami menggunakan Actionscrip dan PHP," kata Arief kepada Okezone melalui pesan elektronik.

Ia mengungkapkan, pihaknya juga terus mengadopsi teknologi baru seperti Emotiv atau Oculus VR untuk memberikan inovasi dan meningkatkan experience dalam game. Game yang sudah kami produksi sudah mencapai lebih dari 200 game," tuturnya.

Arief menjelaskan bisnis game yang mereka sediakan, antara lain game yang bersifat hiburan dan serius. "Bentuk bisnis game kami ada dua, yaitu Serious Game dan Entertainment Game. Untuk Serious Game, kami memberikan Service berupa pembuatan game sebagai media komunikasi sesuai dengan tujuan dari klien. Misalnya berupa advergames untuk mempromosikan brand klien seperti HiLo Jungle Rescue atau training games, atau bahkan game untuk personality assessment dalam proses rekrumen," jelasnya.

Untuk game Serious umumnya gratis untuk user dan revenue didapat dari klien yang bersangkutan. "Sedangkan pada Entertainment Games, revenue bisa didapat dengan berbagai macam cara. Ada yang berupa In-App Purchase," ujarnya. Contoh untuk mendapatkan pengalaman bermain yang lebih kaya di game Football Saga 2 misalnya, pemain game bisa membeli Star menggunakan media pembayaran yang sudah disediakan dalam game.

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Topik Artikel :
Telusuri berita techno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement