Share

Seragam Loreng Brimob Diduga Bikin Anggota TNI Emosi

Gunawan Wibisono , Okezone · Kamis 20 November 2014 05:35 WIB
https: img.okezone.com content 2014 11 20 340 1068109 seragam-loreng-brimob-diduga-bikin-anggota-tni-emosi-dLkVuOlkLM.jpg Kapolri Jenderal Sutarman mengenakan seragam loreng Brimob
A A A

JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S. Pane, mengatakan bentrokan TNI-Polri yang terjadi kedua kali dalam tiga bulan terakhir di Batam menunjukkan makin buruknya hubungan psikologis kedua institusi tersebut.

IPW menilai, ada tiga penyebab utama bentrokan TNI-Polri di Batam. Pertama, tidak terkendalinya aksi dukungan atau beking, baik dalam bisnis legal maupun ilegal, yang dilakukan oknum-oknum kedua institusi.

"Kedua, masih membaranya dendam kesumat antar oknum kedua institusi pascabentrokan 21 September 2014, yang menyebabkan empat anggota Batalion 134 Tuah Sakti tertembak," kata Neta, Kamis (20/11/2014).

Ketiga, lanjut Neta, penggunaan seragam loreng militer pada anggota Brimob, dinilai sebagai wujud arogansi Polri. Penggunaan seragam loreng pada Brimob membuat lapisan bawah TNI tersinggung hingga gampang terpicu emosinya jika berhadapan dengan anggota Brimob.

"IPW mendesak pemerintah harus segera memerintahkan Kapolri Sutarman agar mencabut penggunaan seragam loreng pada Brimob," ungkapnya.

Jika hal ini tidak dilakukan, kata Neta, bentrokan TNI-Brimob dikhawatirkan akan meluas ke daerah lain.

Dia juga mendesak Presiden Joko Widodo untuk mencopot pimpinan Polri, TNI, Kapolda Kepulauan Riau dan Danrem setempat.

"Bagaimana pun bentrokan ini tak terlepas dari kelengahan elite TNI-Polri dalam mencermati dinamika di Batam pascabentrok 21 September lalu," tambahnya.

Bentrokan kedua yang terjadi di Batam, tidak hanya menakutkan masyarakat, tapi juga akan membuat investor asing takut masuk ke Indonesia. Padahal sebelumnya dalam Forum APEC dan G-20, Presiden Jokowi mengundang para investor agar masuk ke Indonesia.

"Bagaimana mereka mau masuk jika tidak ada jaminan keamanan di Indonesia. Aparat keamanan saja saling tembak dan terus menerus bentrok," tuntasnya.

Bentrokan anggota Yonif 134 Tuah Sakti (TS) dengan anggota Brimob Polda Kepulauan Riau Batam pada Rabu 19 November 2014.

Kejadian tersebut berawal ketika dua anggota Yonif 134 TS sedang mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU, lalu datang dua anggota Brimob. Aksi saling pandang diduga sebagai faktor utama pemicunya hingga berujung cekcok.

Para anggota Yonif 134 TS, kemudian, mendatangi barak di Mako Brimob Polda Kepulauan Riau, sambil melakukan perusakan.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(trk)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini