JAKARTA - Kebijakan pemerintahan Jokowi-JK menaikkan harga BBM bersubsidi terus menuai kecaman. Terlebih, akibat sentimen terhadap kebijakan tersebut telah menimbulkan korban jiwa.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak belajar dari mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait pemberian bantuan subsidi BBM lantaran ada saja korban yang nyawanya melayang.
Kata dia, mestinya Jokowi-JK bisa mengambil pelajaran dari era SBY, dan memiliki sistem yang lebih baik dalam pengalihan dana subsidi BBM.
"Ini sangat disayangkan dan merupakan kehilangan besar bagi kita semua, korbannya kembali rakyat kecil," ujar Hendri saat berbincang dengan Okezone di Jakarta, Sabtu (29/11/2014).
Menurutnya, Jokowi-JK juga harus membuat sistem yang aman dan nyaman bagi rakyat saat mengambil dana bantuan tersebut. Kata dia, hal pertama yang bisa dilakukan adalah menyampaikan belasungkawa kepada korban secara resmi bahkan bila perlu mengajukan permohonan maaf.
"Jokowi-JK juga harus menindak dan menegur menterinya yang tidak mampu menjalankan program dengan aman dan baik," tegasnya.
Sebelumnya, seorang nenek di Tasikmalaya meninggal dunia ketika sedang mengantri pencairan dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) sebagai kompensasi atas kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
Berdasarkan informasi, nenek malang bernama Icih (69) itu merupakan warga Kampung Trowek, Desa Dirgahayu, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Nenek Icih meregang nyawa lantaran kelelahan karena harus mengantri dan berdesakan di Kantor Kecamatan Kadipaten.
Diduga karena faktor usia dan kondisi tubuh yang lemah, membuat dirinya pingsan. Korban lalu dibawa ke puskesmas terdekat namun dalam perjalanan nenek malang itu mengembuskan napas terakhirnya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(put)