JAKARTA - Kritik dan kecaman terhadap Presiden Joko Widodo muncul dari banyak pegiat HAM terkait pembebasan bersyarat terpidana kasus pembunuhan Munir Said Thalib, Pollycarpus Budihari Priyanto.
Pollycarpus mendapat bebas bersyarat setelah menjalani hukuman 8 tahun dari 14 tahun vonis penjara yang dijatuhkan.
Ketua Setara Institute, Hendardi, menyesalkan tindakan Menteri Hukum dan HAM itu. Menurutnya, pemberian bebas bersyarat untuk Polly telah mencederai rasa keadilan bagi keluarga korban, maupun sahabat Munir.
“Pembebasan bersyarat itu menciderai keadilan bagi korban dan sahabat Munir dan rasa keadilan masyarakat," kata Hendardi kepada Okezone, Sabtu (29/11/2014).
Pria berkumis lebat ini menjelaskan, pembebasan bersyarat ini juga menjadi kado istimewa pertama dari Presiden Joko Widodo dalam komitmennya terhadap HAM.
Kata dia, pembebasan bersyarat ini adalah kepanjangtanganan Jokowi, yang gagal mengkonsolidasi aparaturnya untuk konsisten dan berkomitment pada pemajuan HAM.
"Hal ini sudah menunjukan bahwa Jokowi sama saja dengan SBY yang menggunakan isu HAM sebagai alat politik menundukkan lawan," kata Hendardi.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(ded)
