JAKARTA - Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), sudah menutup pintu terhadap calon yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk mandampinginya duduk di kursi DKI 2.
Politikus PDIP, Eva Kusuma Sundari mengatakan, seharusnya mantan Bupati Belitung Timur tersebut tidak serta merta egois dalam menentukan sikapnya sendiri tanpa ada komunikasi dengan partai berlambang kepala banteng.
"Kunci penyelesaian perbedaan pendapat adalah di komunikasi politik berdasar prinsip-prinsip yang disepakati," ujar Eva saat berbincang dengan Okezone di Jakarta, Sabtu (29/11/2014).
Mantan anggota Komisi III DPR RI ini menambahkan, Ahok yang sudah menempati posisi gubernur, sejatinya didampingi wakil yang berasal dari PDIP.
"Demikian juga gubernur perlu mendengarkan pertimbangan-pertimbangan dari PDIP," tegasnya.
Eva meminta agar Ahok tidak menutup peluang bagi calon yang sudah diajukan oleh PDIP. Menurutnya, sebelum Ahok menentukan sikap finalnya partai besutan Megawati Soekarnoputri itu harus diajak komunikasi.
"Selesaikan di meja makan (duduk bersama) lebih efektif, karena perang opini di media tidak menyelesaikan masalah," tuntasnya.
Sebelumnya, Ahok sudah mantap memilih cawagub untuk mendampingi dia tiga tahun ke depan. Ahok sendiri sudah mantap dengan tiga calonnya, yakni mantan Wali Kota Blitar Djarot Syaiful Hidayat, mantan Wali Kota Surabaya Bambang Dwi Hartono, serta Deputi Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta Sarwo Handayani.
PDIP sendiri yang sudah mengajukan nama Boy Sadikin sebagai calon wakil Ahok. Namun, Ahok mengaku emoh lantaran calon yang diajukan oleh partai berwarna kebesaran merah itu belum punya pengalaman yang mumpuni dalam mengelola segala macam urusan terutama di daerah.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(put)
