JAKARTA - Bisnis properti tahun ini dinilai sangat berat. Pasalnya tidak didukung oleh pembiayaan perbankan yang memadai. Ditambah lagi kebjakan moneter ketat yang diterapkan untuk menjaga laju inflasi di tanah air.
Namun, bisnis properti tahun depan diproyeksi akan mengalami perbaikan. Pertumbuhan bisnis proyeksi tahun depan diprediksi akan digenjot.
"Tahun depan pasti akan coba digenjot karena bank harus menjaga pertumbuhan kredit mereka tapi kita tetep juga harus hati-hati karena bank juga akan tetap menjaga NPL (Non Performing Loan atau rasio kredit bermasalah) mereka," ungkap Praktisi Investasi Ryan Filbert kepada Okezone di Jakarta.
Jadi, lanjut dia, di tahun depan akan mengalami kenaikan karena kalau tahun ini sudah diperketat tahun depan akan diperlonggar.
"Tapi kita harus tahu mana yang mana yang bisa dijadikan investasi yang aman yang bukan, Jadi kalau saya lihat tahun depan bisa mengalami peningkatan," imbuh dia.
Menurutnya, keran yang selama ini diperketat, tahun depan akan dilonggarkan. Namun pihaknya belum bisa memastikan seberapa besar kelonggaran yang akan terjadi.
"Kita harus lihat keadaan market, apakah market masih siap untuk menerima, tekanan untuk orang butuh properti masih ada tapi saat ini sudah jenuh dari sisi harganya, tapi kalau bank berani dengan cara kredit jangka panjang di atas 25 tahun mungkin akan meledak lagi," tukas dia.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(wdi)