INDONESIA berencana menjadi kiblat busana Muslim dunia pada 2020. Hal itu tentu saja harus dibarengi dengan sinergi yang kuat antara desainer dan pengusaha tekstil.
Inilah yang disampaikan Ketua Dekranasda Jawa Barat, Netty Ahmad Heryawan. Ia sangat optimis dengan rencana tersebut. Sebab, Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi, seperti banyaknya desainer baju Muslim dan keberadaan pabrik tekstil.
Kendati demikian, Istri Gubernur Jawa Barat itu menyatakan masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi.
"Kalau perancang memang dituntut untuk memetakan selera pasar dan perkembangan tren. Sementara yang harus didorong, diketuk komitmennya, itu pengusaha tekstil," tutur Netty kepada Okezone di Museum Konferensi Asia-Afrika, Bandung, Jawa Barat.
Masalah besar yang dihadapi para perancang selama ini adalah ketersediaan bahan baku. Di Jawa Barat sendiri banyak pabrik tekstil, namun produknya untuk ekspor dan tidak banyak dijual di dalam negeri.
"Perancang butuh bahan baku yang bagus dan berkualitas. Kalau dilempar ke pasaran sesuai selera. Artinya, kalau memang ke depan kita dorong menjadi besar, tentu bahan bakunya harus siap. Ini berarti soal kebijakan," terangnya.
Selain masalah ketersediaan bahan baku, sambungnya, proses pendistribusian juga harus dipikirkan secara matang. Termasuk, soal dukungan dari para pemangku kepentingan.
"Produk itu butuh distribusi dan pemasaran, ini harus disatukan. Antara Kementerian seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perindustrian, termasuk ke pemerintah daerah harus ada kerjasama satu sama lain," tutupnya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(fik)
