Pasien Diabetes Menumpuk di RSCM sejak Era BPJS

BPJS yang sudah bergulir satu tahun dinilai sukses. Pasalnya, BPJS berhasil menarik minat banyak masyarakat untuk mendaftarkan diri. Salah satunya pasien yang miliki penyakit diabetes.

Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), di Jakarta, sebagai salah satu rumah sakit pendidikan yang menjadi rujukan tersier atau penyedia pelayanan kesehatan (PPK) 3, mengalami peningkatan jumlah kunjungan pasien diabetes selama tahun 2014, terutama sejak BPJS diterapkan per Januari.

Untuk kunjungan pasien rawat inap saja, pasien diabetes pada 2014 meningkat hingga 2.604 daripada tahun sebelumnya yang berjumlah 2.472. Dibanding 49.536 pasien rawat jalan di Poli Penyakit Dalam, sebanyak 12.570 pasien atau 25 persennya adalah pasien Poli DM, dengan 11.806

Pasien adalah anggota Jaminan Kesehatan Nasional.

Menurut dr. Em. Yunir Sp.PD-KEMD., Kepala Divisi Endokrin Dept. Penyakit Dalam FKUI-RSCM, kondisi ini disebabkan oleh banyaknya pasien diabetes yang telah mengalami komplikasi berat sehingga harus dirujuk ke rumah sakit tersier, seperti RSCM.

“Sebagian pasien diabetes yang masuk sudah mengalami komplikasi. Seperti komplikasi pada retina atau retinopati diabetik, gangguan ginjal, syaraf, dan amputasi yang bisa menghabiskan biaya besar,” katanya dalam konferensi pers Jakarta Diabetes Meeting, di Jakarta, Jumat (19/12/2014).

Dr. Yunir menyampaikan bahwa 60-70 persen kasus diabetes bisa ditangani oleh dokter umum puskesmas dengan memberikan beberapa kombinasi obat. Namun, ada kondisi di mana pengobatan primer tidak dapat mencapai target dengan kombinasi obat oral antidiabetic (OAD) atau karena komplikasi kronik. Dengan ini, tidak bisa dihindari lagi bahwa pasien harus dirujuk ke rumah sakit.

Namun, ada kalanya pasien rujukan datang ke RSCM karena rumah sakit rujukan sebelumnya tidak mau menanggung biaya tinggi untuk perawatan pasien yang tidak dapat ditutupi oleh uang BPJS. Adapun pasien yang belum mengerti sistem rujukan, atau kesulitan mencapai rumah sakit yang dirujuk daripada RSCM, sehingga penumpukan pasien tidak dapat dihindari. (ren)