Share

Kanker Payudara Penyakit Mematikan di 2015

Renny Sundayani, Jurnalis · Senin 22 Desember 2014 20:01 WIB
$detail['images_title']
Kanker payudara penyakit mematikan di 2015 (Foto: Shutterstock)

KANKER prostat menjadi penyakit mematikan bagi kaum pria. Sementara hingga 2015, perempuan perlu waspada dengan kanker payudara.

Kanker merupakan penyebab 7,6 juta kematian di dunia pada 2008. Ini diperkirakan menjadi penyebab 13,1 juta kematian pada 2030 jika tak dilakukan upaya pengendalian yang sesuai.

Salah satu yang wajib diwaspadai adalah kanker payudara. Pasalnya, jumlah perempuan yang menderita kanker payudara terus meningkat tajam.

Menurut Kepala Subdit Penyakit Kanker Direktorat Jendral P2PL Kementerian Kesehatan, Niken Wastu Palupi, MKM, berdasarkan data Riskesdas 2007, kanker merupakan penyebab kematian nomor tujuh di Indonesia dengan 5,7 persen dari seluruh penyebab kematian.

Sementara menurut Jamkesmas 2012, biaya terbesar pengobatan kanker menempati urutan kedua dengan total biaya Rp144 miliar.

"Kanker masih menjadi momok penyakit yang menakutkan ke depan. Kalau untuk pria, kanker prostat termasuk lima besar kanker yang menakutkan. Sementara kanker payudara menempati urutan atas, setelah itu kanker serviks," jelasnya kepada Okezone di Jakarta.

Menurut data Globocon 2012, sambung Niken, diperkirakan jumlah kasus baru kanker payudara sebesar 40,3 persen per 100.000 atau sekira 48.998 orang. Sementara angka kematian akibat kanker payudara 16,6 persen per 100.000 atau sekira 19.750 orang.

Oleh karena itu, lanjut Niken, tak heran jika kanker payudara menjadi penyakit paling ditakuti pada 2015.

"Kanker payudara masih menjadi penyakit menakutkan di 2015. Karena makin lama, kanker payudara makin tinggi," katanya.

Kendati demikian, banyak faktor yang memicu hadirnya kanker payudara, terutama untuk kaum perempuan, salah satunya tidak menerapkan pola hidup sehat.

"Pemicunya seperti pola hidup yang kurang aware bisa menjadi salah satu faktor pemicu kanker payudara. Untuk itu, perlunya awarness seperti pemeriksaan payudara sendiri atau cek dengan mamografi. Sayangnya, mamografi kita sangat terbatas. Maka, kita cukup pemeriksaan payudara sendiri saja," beber Niken.

Adapun program pengendalian kanker yang sudah dilakukan oleh instansi pemerintah, antara lain, peningkatan jejaring pengendalian kanker dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

"PHBS meliputi bebas asap rokok yang tertuang dalam PP 109 Tahun 2012, diet seimbang Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 dengan pencantuman informasi kandungan GGL (gula dan garam) pada pangan olahan dan siap saji," tambahnya.

Tujuan pengendalian kanker di Indonesia, kata Niken, untuk meningkatkan deteksi, penemuan dan tindak lanjut dini kanker, serta menurunkan angka kematian akibat kanker.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(tty)