TANGGAL 25 Januari diperingati sebagai hari kusta internasional. Meskipun Indonesia sudah dinyatakan bebas kusta, namun untuk mewujudkan masyarakat bebas kusta di Indonesia, membutuhkan peran serta banyak pihak.
Tak terkecuali peran wasor kusta dalam mengawasi dan menganalisa berbagai aspek yang terlibat dalam program pemberantasan kusta.
Kasubdit Kusta, Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan, Rita Djupuri, M.Epid., mengatakan bahwa peran wasor ini sangat penting. Mereka adalah bagian dari masyarakat, bukan bagian dari tenaga kesehatan formal, yang sudah dilatih.
“Petugas wasor yang kita latih untuk menangani kusta di lapangan, bukan di rumah sakit. Kita ada pelatihan setiap tahunnya untuk wasor, agar mereka bisa membantu menangani kusta,” tuturnya saat diwawancarai di Kantor Kemenkes, Rasuna Said, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Rita juga menerangkan bahwa, tenaga wasor tersebut sudah cukup banyak, dan telah ada di semua daerah, termasuk di setiap kabupaten/kota. Ia menyampaikan bahwa siapa saja bisa dilatih untuk dapat membantu masyarakat mengenali dan mendampingi pasien penyakit kusta.
“Pelatihan wasor penting, karena tidak semua tempat pendidikan kesehatan memberikan pendidikan tentang kusta karena di daerahnya tidak ada kusta. Lalu mereka tiba tiba ditempatkan di daerah kusta, maka mereka harus dilatih untuk mengenali apa itu kusta, dan sebagainya,” pungkasnya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
(ren)