Share

Asal Mula Aliran Sesat Gafatar Masuk ke Aceh

Salman Mardira , Okezone · Selasa 27 Januari 2015 12:02 WIB
https: img.okezone.com content 2015 01 27 340 1097684 asal-mula-aliran-sesat-gafatar-masuk-ke-aceh-XqdBXyGZTb.jpg Ilustrasi
A A A

BANDA ACEH - Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh telah menfatwakan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) sesat. Ormas itu diketahui masuk ke Aceh sejak pertengahan 2014 dengan dibawa oleh mantan pengikut ajaran Millah Abraham.

“Gafatar ini namanya saja yang baru, orangnya juga masih orang-orang lama. Orang Millata Abraham yang pernah disyahadatkan dulu. Modus yang dijalankan saja yang baru,” kata Wakil Ketua MPU Aceh, Teungku Faisal Ali, kepada Okezone, Selasa (27/1/2015).

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Tiga tahun lalu, Aceh pernah dihebohkan dengan munculnya Komunitas Millah Abraham(Komar). MPU kemudian menfatwakan Komar sesat. Pemerintah Aceh selanjutnya resmi melarang kegiatan Komar lewat Pergub Nomor 9 Tahun 2011.

 

Kala itu, 139 pengikut Komar yang mayoritas mahasiswa sempat diamankan polisi, kemudian disyahadatkan secara massal di Masjid Raya Baiturrahman pada 22 April 2014. Sebagian di antara mereka sempat diproses secara hukum dengan sangkaan penistaan agama, namun belakangan dibebaskan.

Menurut penelusuran dan kajian MPU, beberapa pengurus Komar yang bebas kala itu sempat mengasingkan diri ke Palembang, Sumatera Selatan. Setelah Komar berganti nama menjadi Gafatar, mereka kemudian resmi masuk ke Aceh pertengahan 2014.

“Orang Aceh sendiri yang bawa,” ujar Ketua PW Nahdlatul Ulama Aceh ini.

Ketika itu, lanjut dia, mereka tak langsung membuka kantor. “Masih mencari teman lama, orang-orang Millah Abraham dulu yang pernah disyahadatkan,” sebutnya.

Kemudian baru mendirikan DPD Gafatar Aceh dan menjalankan misinya sekira September 2014. Mulanya mereka berkantor di Lamlagang, Banda Aceh, sebelum pindah ke Lamgapang, Aceh Besar. Sebulan di Lamgapang, markas Gafatar digerebek warga pada 7 Januari 2015. 16 anggota dan pengurus Gafatar diamankan polisi.

Penggerebekan diawali kecurigaan warga terhadap aktivitas Gafatar. Saat penggerebekan, warga menemukan beberapa dokumen berkaitan dengan kegiatan Gafatar terkait Millah Abraham.

Salah satu isi catatan dokumen itu yakni “menyampaikan visi-misi Gafatar di Aceh sesuai Millah Abraham, suatu sistem kehidupan sesuai dengan Millah Abraham. Tahapan kita saat ini memasuki fase hijrah, memperkenalkan mesias sebagai guru spiritual, jangan menyanggah tentang Ahmad Mosadeq.”

Menurut Faisal, modus Gafatar berbeda dengan Komar yang langsung bergerak dalam keagamaan. Gafatar menjalankan visinya lewat kegiatan gotong royong, bakti sosial seperti membersihkan atau membantu lapangan bola, masjid, dan lainnya. “Dari situ kemudian mereka mengajak orang untuk bergabung,” jelasnya.

 

Setiap yang bergabung menjadi anggota diharuskan membuat perjanjian atau diambil sumpah. Ada tiga poin perjanjian yang harus ditaati, salah satu beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, semua agama diakui sama.

“Saat ditanya kenapa tidak langsung beriman kepada Allah? Jawabannya mereka mencari Tuhan milik semesta alam. Dari sini saja sudah murtad,” sebut Faisal.

Kemudian untuk menjadi pengurus, lanjut dia, Gafatar mewajibkan seseorang untuk melakukan persaksian alias ikrar kesetian kepada mesias atau Ahmad Musadeq sebagai pembawa risalah. “Mereka tidak mengakui Nabi Muhammad nabi terakhir, dari sini saja sudah menyimpan,” ujarnya.

MPU hingga kini belum bisa memastikan berapa jumlah pengikut ajaran Gafatar di Aceh. Faisal berharap, 16 orang yang diamankan polisi saat markas mereka digerebek dua pekan lalu, lekas dibina dengan baik oleh pemerintah.

(ris)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini