JAKARTA - Seiring berkembangnya teknologi, hampir semua mobil baru mengaplikasikan sistem injeksi. Pada mesin injeksi semua diatur oleh engine control unit (ECU). Perangkat tersebut berfungsi mengatur engine secara keseluruhan, melalui sensor-sensor yang ada di mesin atau bagian lainnya.
Pihak pabrikan mobil telah melakukan setting ECU untuk masing-masing produknya dalam batas normal sehingga kendaraan aman dan nyaman dikendarai. Namun tidak sedikit pemilik mobil melakukan upgrade ECU, terutama para penyuka mobil cepat. Dalam dunia automotif upgrade ECU boleh saja dilakukan namun ada batasannya.
Dalvin Kartawidjaja, pemilik workshop CK Motorsport, mengatakan, "Tidak ada masalah kita mengupgrade ECU mobil asalkan pengerjaan masih dalam batas toleransi kekuatan mesin."
Ia memberikan contoh, seandainya ingin memajukan atau memundurkan titik pengapian (ignition timing), sebelumnya harus diketahui dulu kadar oktan bensin yang dipakai. Karena pengaturan untuk mobil berbahan bakar bensin dengan oktan 92 atau oktan 95 berbeda.
Jika sang pemilik mobil ingin menaikkan boost pressure di mobil turbo yang harus diketahui terlebih dulu adalah seberapa besar kemampuan turbo bawaan mobil tersebut. "Apakah internal mesin masih kuat kalau dinaikan, karena setiap mobil berbeda-beda," ungkapnya.
Proses pencampuran udara dan bahan bakar juga bisa dilakukan dari ECU. Namun yang harus diperhatikan volume bensin dan kadar udara harus match sehingga tidak terjadi pemborosan dan kinerja mesin menjadi optimal.
metricmind
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(ian)
