Share

Fina yang Terbaik Membuat Dimsum di JMCI 2

Santi Andriani, Okezone · Minggu 01 Februari 2015 20:02 WIB
https: img.okezone.com content 2015 02 01 298 1099998 fina-yang-terbaik-membuat-dimsum-di-jmci-2-qd0b1lcGCx.jpg Dimsum makanan khas Tiongkok (Foto:Helpgoaboard)
A A A

DIMSUM jadi tantangan yang harus dihadapi oleh Top Eight Junior MasterChef Indonesia (JMCI) 2 episode Minggu (1/2/2015) yang ditayangkan RCTI. Fina pun dinobatkan sebagai yang terbaik dalam membuat makanan asal Tiongkok itu.

Tak heran jika dimsum Fina dibilang oleh ketiga juri, yang terdiri dari Chef Bara, Chef Arnold, dan Chef Marinka sebagai yang paling enak. Fina mengaku sudah sangat terbiasa mengolah makanan itu. Fina bersama sang ibunda kerap membuatnya di rumah.

"Filling-nya enak, dimsum kamu dapat sekali Chinese flavor-nya. Menurut saya ini (dimsum-red) bahkan lebih enak dari yang saya rasakan di restoran dimsum terkenal," puji Chef Marinka. Fina membuat tiga jenis dimsum yaitu, bakpao, siomay, dan hakao.

Karena dinobatkan sebagai yang terbaik, Fina mendapat imbalan yaitu tidak mengikuti tes eliminasi, yang artinya tidak ikut memasak di tantangan kedua. Serta menentukan bahan masakan para kontestan lainnya di tantangan kedua.

Bersama dengan Fina, masuk dalam Top Three membuat dimsum yang enak, yaitu Cacha dan Curt. Cacha membuat dimsum berupa ceker, somay, dan hakao, sedangkan Curt membuat jenis udang rambutan, somay, dan bakpao.

Yang juga menarik dari tantangan pertama ini adalah hadirnya mantan kontestan Junior MasterChef Indonesia 1, yaitu Alex. Kehadiran Alex sebagai asisten para juri yang bertugas menentukan jenis dimsum apa saja yang harus dibuat oleh delapan kontestan.

Dari enam jenis dimsum yang dipamerkan ketiga juri, yaitu bakpao, hakao, udang rambutan, ceker, dan lumpia, para kontestan mendapat tiga jenis dimsum yang harus dibuat. Masing-masing dimsum dibuat sebanyak tiga buah, sehingga total sembilan dimsum harus disajikan ke hadapan para juri. Tidak hanya itu, kontestan juga harus menyajikan tiga jenis saus cocolan yang berbeda.

Ketiga para juri sempat menyampaikan tingkat kesulitan yang harus dihadapi para kontestan dalam membuat dimsum-dimsum tersebut.

"Seperti ceker ayam, pressure point adalah memasaknya membutuhkan waktu yang cukup lama. Karena dagingnya harus mengelupas dari tulang dengan mudah," kata Chef Marinka.

Dimsum hakao, tingkat kesulitannya yaitu, kulitnya tidak boleh terlalu tipis. "Karena bisa pecah ketika digoreng, tapi juga tidak boleh tebal, udang harus tepat sehingga tetap crunchy dan segar ketika dimakan. Tidak boleh terlalu lama dikukus karena akan alot," sambung Chef Arnold.

Untuk dimsum jenis bakpao, maka yang harus diperhatikan adalah adonan siomay yang harus pas. Bakpao ayam, tingkat kesulitannya adalah memastikan agar adonan rotinya mengembang ketika dipanggang.

"Sedangkan untuk jenis udang rambutan, pressure point-nya, pastikan irisan tidak terlalu tebal atau tipis dan waktu digoreng tidak patah," kata Chef Bara. Terakhir yaitu lumpia klasik, Chef Bara menambahkan, tingkat kesulitannya adalah berada di teknik menggoreng. Bagaimana agar renyah di bagian luar tapi juga matang di bagian dalamnya.(yac)

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(ftr)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini