BERWISATA ke Bali tidak hanya bisa menikmati keindahan pantai, tetapi juga menguji nyali ke pemakaman Trunyan yang penuh tengkorak tulang manusia, berani singgah?
Seperti dilansir Atlasobscura, Senin (2/2/2015), tengkorak tulang manusia tersebut merupakan bagian dari ritual adat kematian di desa Trunyan, Kintamani, kabupaten Bangli, setempat yang diletakkan di bawah pohon. Mungkin Anda berpikir tengkorak tulang manusia tersebut akan menimbulkan bau busuk tidak terbendung atau mengundang burung bangkai, tetapi justru wangi kemenyan yang tercium.
Ketika diletakkan, tubuh jenazah ditempatkan di kaki sebuah pohon beringin besar yang dianggap suci oleh penduduk desa atau disebut Taru Menyan, penduduk setempat percaya pohon besar tersebut membuat jenazah tidak menimbulkan bau busuk. Lebih lanjut, ini merupakan ritual pemakaman suci ketika salah satu pemuka desa meninggal karena sebab alamiah. Jenazah lalu dibalutkan kain putih dan diletakkan dengan sebaik-baiknya.
Sementara itu, penduduk desa yang menjalani ritual pemakaman ini dikenal sebagai Bali Aga, yakni turunan dari pribumi asli Bali. Tradisi ritual pemakaman ini diyakini sudah dilakukan ratusan tahun lalu di desa dekat Danau Batur tersebut.
Ada kekhawatiran bahwa ritual pemakaman ini dapat menimbulkan masalah kesehatan atau ketidaknyamanan. Namum, sejumlah wisatawan tetap mengunjungi Trunyan setiap tahun dan tidak satupun yang mengeluhkan bau busuk, mungkin beringin besar suci yang diyakini penduduk setempat bukan sekedar takhayul dan menjadi magnet para turis.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(yac)
