Hobi Bikin Keuangan Boros? Baca Dulu Triknya

JAKARTA - Setiap orang pasti membutuhkan hiburan untuk melepaskan penat. Biasanya hiburan tersebut didapatkan dari hobi. Tapi, dalam menjalankan hobi membutuhkan pendanaan. Bahkan jika sudah keranjingan, hobi dapat memakan alokasi yang cukup besar dari total pemasukan.

Menurut perencana keuangan independen Freddy Pielor, tidak semestinya hobi memakan alokasi dana yang lebih besar ketimbang kebutuhan utama. Jika hal itu terjadi, tentu saja akan mengganggu kesehatan dompet kita. Freddy mengatakan, porsi dana hobi seharusnya sekitar 2,5 persen dari total pendapatan.

"Ada beberapa prioritas utama, sepanjang kita sudah alokasikan untuk yang utama, hobi tidak masalah. Tapi intinya porsinya itu 2,5 persen. Kalau pendapatan Rp10 juta, berarti Rp250 ribu untuk hobi," ujarnya saat dihubungi Okezone di Jakarta.

Namun, biasanya penggelut hobi adalah para lelaki dan biasanya dana yang dibutuhkan cukup besar. Freddy menyebutkan boleh saja alokasinya lebih, namun maksimal hanya sampai 10 persen dari total pendapatan. Itu pun harus ada porsi alokasi dana lain yang dikorbankan untuk dikurangi.

"Kalau mau hobi ya harus dikurangi sektor lain. Seperti misalnya konsumsi, tapi masa iya mau makan mi instan terus. Kesehatan juga tetap harus dipikirkan," imbuhnya.

Meskipun porsi dapat dikurangkan, Freddy mengimbau jangan sampai menghilangkan porsi pengeluaran yang ada. Menurutnya ada delapan sektor pengeluaran yang wajib ada untuk pengelolaan keuangan.

Di antaranya alokasi dana amal, kewajiban bayar utang, investasi masa depan, alokasi pendidikan (untuk anak ataupun pribadi jika single), konsumsi, hiburan dan biaya jangka panjang atau liburan.

"Jangan sampai ada yang hilang. Banyak yang melakukan hobi tapi meninggalkan pos investasi. Padahal itu sangat penting untuk masa depan kita," tegasnya.