JAKARTA – Masyarakat Tionghoa di Indonesia akan merayakan pergantian Tahun Baru Imlek 2567. Liburan Imlek kali ini pun bertepatan dengan liburan panjang akhir pekan selama tiga hari berturut-turut.
Namun, momen Tahun Baru Imlek ini diperkirakan tidak akan berdampak besar terhadap penjualan ritel di Indonesia. Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey, penjualan ritel menjelang momen Imlek ini diperkirakan hanya akan mengalami peningkatan sebesar lima hingga enam persen.
“Untuk penjualan ritel kita perkirakan meningkat lima hingga enam persen. Ini memang mengalami pertumbuhan dibandingkan tahun lalu. Bahkan pada kuartal IV-2015 saja kita mengalami penurunan antara 12 hingga 13 persen. Jadi ini telah menunjukkan peningkatan yang positif sejak awal tahun 2016,” ujar Roy kepada Okezone, Senin (8/2/2016).
Meskipun jauh berbeda dengan peningkatan penjualan ritel pada saat momen libur Idul Fitri, namun penjualan makanan tetap menunjukkan peningkatan menjelang peringatan Imlek tahun ini. Penjualan makanan pun diperkirakan lebih tinggi dibandingkan dengan penjualan tekstil dan produk lainnya.
“Memang berbeda dari libur Lebaran. Kalau libur Lebaran bisa mencapai 20 hingga 25 persen. Tapi kalau Imlek hanya lima hingga enam persen. Untuk peningkatan lebih besar terjadi pada pembelian makanan. Kita belum hitung angka pastinya. Tapi makanan biasanya lebih besar dibanding tekstil dan garmen,” tukasnya.(rai)
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(rhs)
