MEDAN - Sebagai tempat beribadah umat Buddha dan Konghucu, wihara sudah tidak asing lagi dijadikan objek wisata. Beberapa wihara juga sudah menjadi warisan budaya karena usianya yang sudah tua dan menyimpan barang bersejarah.
Seiring berkembangnya agama Buddha, jumlah wihara juga ikut bertambah di Kota Medan, Sumatera Utara. Hingga saat ini, jumlah wihara mencapai ratusan, tetapi sayang pemerintah kurang memperhatikan keberadaan tempat ibadah tersebut.
Ketua Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) Kota Medan, Sutopo, mengkritik sikap pemerintah yang tidak memperhatikan wihara yang ada di Medan. Padahal, di Medan banyak wihara berusia ratusan tahun yang menyimpan warisan budaya.
"Kita boleh mengatakan pemerintah sangat tidak memperhatikan wihara yang sudah jadi heritage. Wihara tidak sedikit pun ada (menerima) bantuan. Wihara tidak diperhatikan," seru Sutopo.
Sutopo menjelaskan, MBI menaungi sekira 50 wihara dari ratusan wihara yang ada di Kota Medan. Untuk memenuhi kebutuhan wihara, para jemaat pun turut menyumbang.
"Wihara Gunung Timur sudah jadi tujuan wisata. Pemerintah mana ada bantuan. Padahal heritage seperti itu harus dilestarikan agar tidak rusak," ucap Sutopo.
Saat merayakan Imlek ini, Sutopo berpesan bagi wisatawan yang berkunjung ke wihara bersejarah agar menjaga kebersihan dan tidak mengganggu orang yang beribadah.
"Tentunya kalau ke wihara boleh saja asal jangan mengganggu orang yang beribadah. Selama tujuan berkunjungnya baik, pasti tidak ada masalah," tutur Sutopo.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(erh)
