DENPASAR – Ada perbedaan saat Perayaan Tahun Baru China di Bali dengan di daerah lainnya. Perbedaan itu terletak saat bersembahyang di wihara.
Keturunan Tionghoa di Bali saat sembahyang di wihara menggunakan canang. Canang merupakan sesaji atau alat sembahyang untuk umat Hindu di Bali.
Salah satu warga keturunan Tionghoa, Maria mengatakan, ini adalah tradisi orang Bali. Pihaknya sebagai keturunan Tionghoa menghargai dan menghormati adat-istiadat yang diwariskan.
"Ini sebuah tradisi adat dan istiadat orang Bali. Kami yang tinggal di Bali mengahargai dan menghormati apa yang diwariskan leluhur kepada kami," katanya di Wihara Dharmayana di Kuta, Badung, Senin (8/2/2016).
Maria mengungkapkan, karena itu, saat sembahyang di wihara mana pun, selalu ada canang.
Sementara itu, Veronica, warga Denpasar yang sembahyang di Wihara Satya Dharma, juga mengatakan hal serupa.
"Canang ini adalah tradisi orang Bali. Kami ingin melestarikan budaya ini, meskipun bukan orang Bali. Artinya, kita saling hormati dan hidup rukun di Bali," ujarnya di Denpasar.
Hampir di setiap wihara di Bali, keturunan Tionghoa membawa canang sebagai salah satu sesaji. Sementara itu, kue dan aneka buah-buahan lainnya, semuanya sama, tidak ada yang berbeda.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(erh)