Share

Jembatan Putus, Warga Sumbar Terancam Kelaparan

Rabu 10 Februari 2016 15:26 WIB
https: img.okezone.com content 2016 02 10 340 1308799 jembatan-putus-warga-sumbar-terancam-kelaparan-EAYs4DbnO3.jpg Jembatan penghubung dua desa terputus (foto: riaumandiri)
A A A

PADANG - Belasan ribu warga Sumatera Barat korban banjir, yang berdomisili di daerah yang sulit dijangkau, terancam terisolasi. Sebagian besar akses jalan dan listrik masih terputus pascabencana banjir dan longsor awal pekan ini. Ancaman kelaparan di depan mata karena suplai makanan juga akan sulit.

Dari Kabupaten Limapuluh Kota, pejabat setempat merilis ada 10 ribu warganya di Kecamatan Bukit Barisan masih terisolasi. Camat Rahmat Hidayat menyebutkan ada ratusan meter akses jalan penghubung ke kecamatan Bukit Barisan yang ambruk atau tertimbun material longsor. Tak ada akses yang memadai untuk mencapai kecamatan paling Utara di Kabupaten Limapuluh Kota itu.

Warga sebanyak 10 ribu warga itu, kata Rahmat, merupakan warga dari tiga nagari di Kecamatan Bukit Barisan, yakni Nagari Sungai Naniang, Nagari Baruah Gunuang dan Nagari Koto Tangah. Selain memutus ruas jalan, longsor juga memutus aliran listrik karena ada tiang listrik yang terhondoh material longsor. “Dampak terparah terjadi di Nagari Koto Tangah. Aliran listrik masih padam,” katanya, dikutip dari Riaumandiri, Rabu (10/2/2016).

Sementara itu, di Solok Selatan (Solsel), sebanyak 150 KK (kepala keluarga) yang sebelumnya tersisolasi di Kompleks Karyawan PT Pekonina Baru (Uberta), telah bisa keluar. “Jalan menuju permukiman yang tertimbun longsoran setinggi satu meter lebih saat ini sudah bisa dilalui,”kata Walinagari Lubuk Gadang Selatan, Ari Hendratno.

Kepala BPBD Solsel, Editorial menyebutkan, pemerintah telah meminta bantuan warga daerah itu yang memiliki alat berat untuk membantu penanggulangan bencana, seperti melakukan penimbunan jalan nasional yang terban di daerah Liki, Nagari Lubuk Gadang Selatan, Kecamatan Sangir.

Kondisi mengkhawatirkan juga diungkapkan Camat Mapat Tunggul Selatan (MTS), Kabupaten Pasaman, Lotfriedo Rama. Menurutnya, ada 4 ribu jiwa warga Nagari Muaro Sungai Lolo telah terisolasi sejak Sabtu (6/2). Akibat guyuran hujan sejak Sabtu hingga Senin kemarin, ruas jalan di MTS banyak yang amblas karena longsor atau tertimbun material longsor.

Pihaknya khawatir cadangan makanan warga akan habis jika jalan menuju Muaro Sungai Lolo tak segera dibuka.”Saya khawatir, kalau dua hari ke depan jalan belum juga bisa dilalui, masyarakat akan kehabisan makanan.” jelasnya.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(amr)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini