Share

Lika-Liku Perjalanan Wartawan

Bramantyo , Okezone · Rabu 10 Februari 2016 07:20 WIB
https: img.okezone.com content 2016 02 10 512 1308399 dari-wartawan-menuju-kursi-komisioner-kpud-t7dkoXjYE1.jpg Ilustrasi. (dok.Okezone)
A A A

KARANGANYAR - Umur boleh tua, namun semangat masih tetap muda. Itulah gambaran yang terlihat pada sosok Kustawa Esye.

Menjadi seorang wartawan bukanlah impiannya. Namun, sejak masih duduk dibangku SMP dan SMA, pria kelahiran Semarang ini sangat gemar menulis sastra. Tak heran, Kustawa, ikut memprakarsai lahirnya majalah dinding (madding) di sekolahnya.

"Kegemaran saya terhadap dunia tulis menulis semakin terlihat. Makannya saya kuliah mengambil jurusan bahasa sastra dan seni budaya. Awalnya di Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan saya pun pindah ke Universitas Widyadharma (UNWIDHA) Klaten," ujarnya kepada Okezone.

Rasa ketertarikannya terhadap dunia jurnalistik membuat pria kelahiran 3 Juli 1965 ini, pada awal semester kuliahnya, nekat melamar menjadi wartawan Harian Masa Kini.

Namun Kustawa mengaku tak lama bergabung di media massa itu. Sebab, tempat ia meniti karir itu gulung tikar sehingga ia pindah ke Harian Jogja Pos.

"Disela-sela aktifitas saya sebagai wartawan di Harian Jogja Pos. Saya pun mencoba mengirimkan tulisan saya ke beberapa media. Hasilnya, tulisan saya dimuat, dan saya mendapatkan honor. Sejak saat itulah saya jadi penulis lepas di Mekarsari, Joko Lodhang, Panyebar Semangat, Jaya Baya, Parikesit, dan Jawa Anyar," tuturnya.

Karirnya di jurnalistik semakin cemerlang. Membuat seorang pengusaha percetakan meliriknya. Kemudian, Cak Kus -biasa dipanggil- ini pun ditawari bergabung di Mingguan Oppini. Di Mingguan Oppini, bapak dari dua anak ini pun ditawari sebagai redaktur.

"Oppini tak berlangsung lama. Dan berganti menjadi Harian Pos Kita. Sempat ada sengketa dengan kami-kami masalah pesangon. Dan akhirnya pihak Pengadilan mengabulkan gugatan kami,"ujarnya.

Selepas dari Harian Pos Kita, nasib mujur masih berpihak pada Cak Kus. Ia akhirnya bergabung tabloid Cempaka milik salah satu grup media lokal di Jawa Tengah. Di sana ia sebagai staf redaksi.

Pengalamannya sebagai seorang wartawan membuat dirinya lolos seleksi sebagai komisioner anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Karanganyar. Tak hanya satu periode, suami dari Ernik Rejeki ini pun duduk di KPU selama dua periode.

"Sebelum di KPU, saya duduk sebagai anggota Panwaslu, juga dua periode. Di KPU, saya duduk sebagai Ketua Divisi Hukum dan Pengawasan," ungkapnya.

Duduk sebagai komisioner yang selalu berhubungan denga dunia politik, tidak serta merta membuat dirinya lupa akan profesinya yang dulu sebagai wartawan.

Apalagi, Cak Kus pun duduk sebagai pengurus PWI. Alasannya daftar menjadi anggota KPU saat itu ingin mengetahui seperti apa sebenarnya dunia politik itu.

Selain itu, saat itu Cak Kus hanya ingin mempermudah akses para wartawan mendapatkan data tentang pemilu yang biasannya sangat sulit didapat.

Namun, pasca-lengser sebagai anggota KPU, diakui oleh Cak Kus sempat membuat narasumbernya rikuh saat diwawancarainya.

"Mereka rata-rata masih menganggap saya itu anggota KPU. Baru setelah saya utarakan kalau saya sudah lengser, jadi mereka pun bisa menerima kembali saya," begitu ceritanya tentang lika-liku perjalanannya menjadi wartawan.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(abp)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini