DEPOK – Munculnya kasus penculikan dan pembunuhan terhadap Jamaludin (7) pelajar kelas 1 SD Beji, Depok membuat para orangtua cemas. Mereka khawatir jika anak mereka terlambat pulang sekolah.
Sejumlah sekolah memperketat antar jemput siswa SD harus bersama orangtuanya atau yang sudah dikenal pihak sekolah. Sekolah di Bojongsari Depok bahkan memberlakukan absensi digital dengan sistem perangkat yang terkoneksi terekam di catatan sekolah dan telefon genggam orangtua.
“Absensi digital ini berupa absen dengan cara di tap lalu connect dengan HP orangtua murid dan data kami. Sehingga saat datang dan pulang, baik siswa ataupun yang antar jemput harus tap itu. Ini untuk cegah berbagai perilaku kriminalitas salah satunya penculikan,” kata Direktur Sekolah Al Ma’mun Education Center (AMEC) di Bojongsari Depok Ma’mun Ibnu Ridwan, Rabu (10/2/2016).
Sehingga jika anak tidak mengisi absen saat pulang dianggap hilang dari radar. Saat itu menjadi kewajiban pihak sekolah untuk melacaknya.
“Pakai password. Kalau enggak absen terbaca. Ketahuan mana saja orangtua yang antar dan jemput,” jelasnya.
Pihak sekolah juga beberapa pekan ke depan akan menambah CCTV. Saat ini baru ada sembilan CCTV yang difungsikan oleh pihak sekolah.
“Karena ancaman saat ini terhadap anak yakni narkoba, seks bebas, serta rasa hormat pada orangtua yang sudah luntur,” tandas Ma’mun.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(Ari)