DEPOK – Para orangtua diminta banyak belajar dari kasus penculikan dan pembunuhan yang menimpa Jamaludin (7) pelajar kelas 1 SD di Beji, Depok. Orangtua diminta harus lebih dekat dan hadir di tengah anak-anak.
“Kesimpulan sederhana kita belajar banyak dari kasus ini, orangtua harus lebih dekat dengan anak-anak,” kata pengamat sosial dari Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati, Rabu (10/2/2016).
Devie menambahkan, harus ada upaya untuk menutup teknik persuasif orang dewasa yang mempunyai motif seks, ekonomi memeras, hingga memasarkan narkoba. Dalam kasus Jamaludin yang diduga diculik dan dibunuh oleh tersangka, Januar Arifin alias Begeng, cara pendekatan tersangka kepada korban adalah dengan mendekati kakak korban terlebih dahulu.
“Pengakuan tersangka bahwa ia tergabung dalam geng motor dekat awalnya dengan kakak korban karena kan punya bengkel. Akhirnya dekat dengan sang anak,” jelasnya.
Devie mengungkapkan, bahwa profil tersangka memiliki masa lalu yang kelam. Kehidupan tersangka juga miris karena dibesarkan di dalam keluarga yang tak utuh.
“Latar belakang pola asuh dari tersangka yang ternyata besar tumbuh di keluarga yang tak utuh. Ayahnya meninggalkan sang ibu, dan tersangka hanya tinggal sama neneknya. Kasih sayang ibu yang minim sekali hingga dewasa pun komunikasi tak terlalu baik,” papar Devie.
Menurutnya, dalam berbagai riset bahwa anak-anak yang tumbuh dalam suasana keluarga tak hangat akan memiliki banyak kelemahan tak mendukung. Bukan berarti mereka tidak dapat tumbuh baik jika bertemu lingkungan sosial yang baik, tetapi kalau kurang positif mereka bisa menjadi seseorang yang agresif.
“Kesimpulan sementara saya kalaupun tersangka terbukti bersalah, atau pun tidak harus maka tetap menolong dia dengan didampingi psikolog memulihkan trauma masa kecil,” tandasnya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(Ari)
