Share

Tulip Belanda yang Layu Sebelum Berkembang

Zanel Farha Wilda, Okezone · Kamis 11 Februari 2016 13:26 WIB
https: img.okezone.com content 2016 02 11 51 1309528 tulip-belanda-yang-layu-sebelum-berkembang-ASB5klNOQH.jpg Rafael van der Vaart (Foto: AFP)
A A A

PENAMPILAN apik bersama Ajax Amsterdam dan Hamburg SV membuat Rafael van der Vaart digadang-gadang akan menjadi salah satu pemain dan megabintang Belanda yang sangat sukses di masa depan. Ketertarikan Real Madrid membawanya ke Santiago Bernabeu pada 2008 diyakini semakin dapat menyukseskan karier Van der Vaart.

Tak heran mengapa ekspektasi pada Van der Vaart begitu besar. Pasalnya, sejumlah penghargaan pribadi pernah diraihnya usai tampil impresif bersama Ajax. Gelar European Talent of the Year 2002 dan Golder Boy Award 2003 adalah dua di antaranya.

Sayangnya, kenyataan yang ada berbeda dari harapannya. Semenjak pindah dari Hamburg ke Madrid, Van der Vaart gagal meneruskan sinarnya. Produktivitas tinggi yang ditunjukkannya bersama Ajax dan Die Rothosen –julukan Hamburg– gagal diulangi bersama El Real.

Diharap bisa bertahan lama dengan Los Blancos, pemain yang pada hari ini, Kamis 11 Februari 2016, berulang tahun ke-33 itu hanya bisa dua musim bermain di Santiago Bernabeu. Pada bursa transfer musim panas 2010–2011, Madrid memilih melepasnya ke salah satu klub Premier League, Tottenham Hotspur.

Van der Vaart memulai petualangannya di Premier League dengan meyakinkan. Pemain berkebangsaan Belanda itu seperti dapat menemukan kembali ritme permainannya hingga produktivitas golnya pun cukup baik.

Namun di tengah penampilan apiknya bersama Spurs, Van der Vaart tiba-tiba memutuskan hengkang pada bursa transfer musim panas 2012–2013 untuk bergabung dengan klub terdahulunya yakni Hamburg. Alasannya, VdV kesal saat tahu pelatih anyar Spurs saat itu, Andres Villas-Boas, tidak akan menjadikannya pilihan pertama dalam skuad.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Keputusan tersebut nyatanya disesalkan banyak orang. Banyak pihak menilai Van der Vaart telah membuat suatu blunder dalam kariernya. Mantan pemain binaan akademi Ajax itu dirasa seharusnya bisa lebih sabar dalam merebut kepercayaan Villas-Boas.

Kenyataannya, Van der Vaart mengakui hal tersebut. Dalam suatu kesempatan wawancara dengan media Inggris, Mirror Football, pemain yang berposisi sebagai gelandang serang tersebut mengungkapkan penyesalannya pergi dari Spurs.

“Itu adalah keputusan bodoh. Meninggalkan Tottenham adalah keputusan terbodoh dalam karier saya. Saya sangat menyesalinya karena (bersama Spurs) itu adalah dua musim terbaik dalam kehidupan sepakbola saya,” ujar Van der Vaart pada Juli 2015.

Bagaimanapun, keputusan telah diambil. Di periode keduanya bersama Hamburg, Van der Vaart tidak bisa mengulang masa-masa emasnya seperti di periode pertama. Ia gagal memberikan yang terbaik hingga Der Dino melepasnya di bursa transfer musim panas 2015–2016.

Sekarang, Van der Vaart berlabuh di Real Betis. Sayangnya hingga kini pemain berpostur 176 sentimeter tersebut belum juga kembali menemukan ritme permainan yang dulu. Ia belum bisa mencetak satu gol pun dalam 10 penampilan bersama Betis yang sudah dijalani.

Mengingat usianya sudah 33 tahun, masa-masa emas dalam karier Van der Vaart diyakini sudah terlewat. Sosok yang sebelumnya diyakini bisa jadi Tulip Belanda yang bermerkaran indah nyatanya sudah harus layu sebelum berkembang.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini