NEW DELHI – Mahkamah Agung India mengatakan bahwa dua orang anggota dinasti Nehru-Gandhi, Sonia dan Rahul Gandhi akan menghadapi pengadilan dalam kasus terkait penyalahgunaan dana partai. Meski begitu, keduanya diperbolehkan untuk tidak muncul dalam persidangan.
Kedua ibu dan anak itu tersebut menolak segala tuduhan yang dijatuhkan pada mereka dan menyatakan tidak bersalah. Partai Kongres yang mereka naungi tuduhan korupsi tersebut merupakan upaya balas dendam yang dilancarkan oleh lawan mereka, Partai Baharatiya Janata (BJP) yang dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi.
Kedua partai tersebut memang berada di pihak yang berseberangan sehingga menyebabkan kebuntuan dalam parlemen di mana undang-undang penting seperti penyederhanaan pajak terhambat. Kasus yang dibawa oleh pemimpin BJP, Subramanian Swamy terhadap Dinasti Gandhi ini semakin memperburuk hubungan tersebut dan memperlihatkan tidak adanya tanda-tanda untuk berkompromi.
Laporan yang dilansir Reuters, Jumat (12/2/2016) menyebutkan Swamy menuduh Sonia dan Rahul melakukan kecurangan dan pelanggaran kepercayaan dengan membuat sebuah perusahaan fiktif (shell company) untuk menguasai properti senilai USD300 juta (sekira Rp4 triliun) yang dimiliki oleh perusahaan surat kabar yang didirikan oleh kakek buyut Rahul.
Dinasti Nehru-Gandhi memimpin India pada sebagian besar masa pasca kemerdekaan setelah 1947 dan membantu membentuk institusi-institusi di India. Namun, orang-orang yang tidak suka dan tidak sepakat dengan mereka menuduh keluarga itu menahan pembangunan ekonomi dengan kebijakan-kebijakan sosialis mereka.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(dka)
