JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Sofyan Djalil mengatakan, pemerintah Indonesia masih terbuka lebar untuk kembali menerima pinjaman pembiayaan dari lembaga multilateral.
Pasalnya, kata Sofyan, selama ini pemerintah Indonesia lebih banyak membayar dibanding melakukan pinjaman, begitu pun kepada Asian Bank Development (ADB), pemerintah tidak punya tunggakan utang.
"Padahal bunga ADB jauh lebih murah daripada bunga komersil," kata Sofyan di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (12/2/2016).
Kendati demikian, dia mengatakan upaya pemerintah Indonesia untuk melakukan pinjaman pendanaan dari lembaga multilateral akan sangat terbatas ke depannya. Dengan catatan, jika Indonesia sudah menjadi negara yang berpenghasilan tinggi.
"Karena ADB itu di desain khusus untuk pinjaman kepada negara yang low atau middle income country. Kalau sudah naik kelas, kita enggak bisa pinjam lagi. Oleh sebab itu kita harus manfaatkan ini selama window opportunity masih ada," tutupnya.
Sekadar informasi, ADB berkomitmen untuk memberikan pinjaman sebesar USD10 miliar kepada Indonesia selama lima tahun ke depan atau sebesar USD2 miliar per tahunnya.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(mrt)