Share

17 Negara Deklarasikan Energi Bersih di Bali

ant , Jurnalis · Jum'at 12 Februari 2016 14:36 WIB
https: img.okezone.com content 2016 02 12 320 1310474 17-negara-deklarasikan-energi-bersih-di-bali-e8Dv77cmSd.jpg Ilustrasi: (Foto: Okezone)
A A A

NUSA DUA - Sebanyak 17 negara mendeklarasikan pemanfaatan energi bersih dan terbarukan dalam ajang "Bali Clean Energy Forum 2016".

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said saat konferensi pers mengenai hasil pertemuan tingkat menteri di "Bali Clean Energy Forum" (BCEF) di Nusa Dua, Bali, mengatakan negara-negara tersebut berasal dari negara maju, berkembang, kaya minyak, hingga negara kecil.

"Negara-negara tersebut mempunyai 'tone' (semangat) yang sama, energi bersih harus dibangun. Sekaya apa pun fosilnya seperti Arab Saudi, ketergantungan pada fosil akan menjebak yakni berisiko karena akan habis," ujarnya.

Ke-17 negara tersebut adalah Indonesia, Italia, Swiss, India, Hungaria, Denmark, Australia, Prancis, Selandia Baru, Timor Leste, Amerika Serikat, Papua Nugini, Swedia, Finlandia, Spanyol, Malaysia, dan Srilangka.

Sudirman menambahkan, melalui BCEF, Indonesia mengambil posisi terdepan di kawasan untuk merevolusi dari fosil ke energi bersih dan terbarukan.

"Saat ini, harga minyak memang rendah, sehingga energi terbarukan menjadi kurang ekonomis. Namun, saya yakin harga minyak rendah hanya sementara. Poinnya adalah berapapun harga minyak, EBT harus dikembangkan," katanya.

Apalagi ke depan, lanjutnya, dengan teknologi, harga listrik energi baru dan terbarukan (EBT) akan makin efisien.

Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Rida Mulyana menambahkan, pengembangan EBT berjangka panjang, sehingga saat harga minyak rendah, justru EBT menjadi keharusan untuk dikembangkan.

"Kalau harga minyak tinggi lagi, maka EBT sudah dikembangkan dan tidak telat. Saat ini, EBT sudah menjadi keharusan dan bukan alternatif lagi," katanya.

Sudirman melanjutkan, sejumlah hasil BCEF antara lain penandatanganan kesepakatan energi bersih dengan nilai transaksi Rp47,2 triliun.

Lalu, peluncuran Clean Energy Center of Excellence (CoE) atau Pusat Keunggulan Energi Bersih.

CoE adalah pusat terpadu bagi penelitian, pengembangan hasil penelitian, pendidikan, peningkatan kapasitas pelaksanaan, hingga fasilitasi investasi dalam pengembangan energi bersih dengan tiga menu yakni informasi, teknologi, dan pendanaan.

Hasil lainnya adalah kesepakatan untuk memasok seluruh kebutuhan energi di Provinsi Bali dengan energi bersih, koneksitas ketenagalistrikan dengan Malaysia dan ke depan dengan Papua Nugini dan Timor Leste, serta peluncuran mobil memakai bahan bakar yang dicampur dengan 20 persen komponen nabati.

BCEF yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, 11-12 Februari 2016 dibuka Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Forum, yang diselenggarakan Kementerian ESDM bersama International Energy Agency (IEA) diikuti 1.200 peserta dari 26 negara dan 19 lembaga internasional.

Hadir dalam forum antara lain Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil, Menteri Perminyakan dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi Ali al-Naimi, Menteri Energi, Teknologi Hijau, dan Air Malaysia Maximus Johnity Ongkili, Menteri Pembangunan Internasional dan Pasifik Australia Steven Ciobo, dan Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(rhs)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini