SOLO - Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Syarkawi Rauf mengatakan, pihaknya telah menerima keluhan langsung dari Pelaksana Harian (Plh) Pejabat (Pj) Walikota Solo, Budi Yulistianto menyangkut sering dirugikannya pembatik-pembatik skala kecil yang bermitra dengan perusahaan menengah dan besar.
Seperti diketahui, Kota Solo, khususnya Soloraya memiliki keunggulan yang berbeda dengan kota lainnya di Jawa Tengah, salah satunya adalah batik. Rata-rata pelaku pengrajin batik itu justru kebanyakan bermodal kecil. Sehingga, untuk bisa tetap bertahan, para pelaku ini pun bermitra dengan industri menengah dan besar.
"Nah, tapi dalam proses kerjasama itu yang ini kadang-kadang dirugikan dengan besar. UU memberikan kewenangan pada KPPU untuk pengendalian marger atau merger kontrol. Dari pelaporan Plh Walikota Solo itu, KPPU akan melakukan pengawasan langsung di Solo,"papar Syarkawi Rauf, dalam konfrensi pers, di Solo, Jawa Tengah.
Syarkawi melanjutkan, pelaku industri batik bermodal kecil ini sering dirugikan disebakan proses interaksi bisnis tersebut lebih didominasi dengan perjanjian lisan. Sehingga tidak ada pencatatan terhadap perjanjian bisnis antar keduanya.
"Yang kecil ini dirugikan dalam proses interaksi dengan yang besar. Di Solo ini hubungan yang besar dan kecil ini masih bersifat lisan belum dibuat perjanjian tertulis," terangnya.
Dengan kewenangan yang di berikan UU, kata dia, KPPU juga memantau pola hubungan yang tercipta antara perusahaan besar dan perusahaan kecil.
"Di banyak negara penggabungan itu juga justru akan berdampak pada lahirnya perusahaan hasil penggabungan yang menguasai pasar yang memonopoli pasar. Ya inilah maka penggabungan itu harus dikendalikan,"pungkasnya.(rai)
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(rhs)
