Share

Alasan Valentine Selalu Dekat dengan Seksualitas

Dara Purnama , Okezone · Minggu 14 Februari 2016 08:27 WIB
https: img.okezone.com content 2016 02 14 337 1311586 alasan-valentine-selalu-dekat-dengan-seksualitas-j4dTGrdsdO.jpg Ilustrasi (Foto: Okezone)
A A A

JAKARTA - Hari berkasih sayang, begitulah kebanyakan orang memaknai tanggal 14 Februari setiap tahunnya. Banyak cara yang dilakukan untuk merayakan hari yang bernama diberi nama Valentine ini. Memberikan hadiah, coklat hingga bunga. Makan malam romantis, bahkan tak jarang menjurus kepada seksualitas.

Pengamat Psikologi Sosial Universitas Gajah Mada (UGM) Faturochman menjelaskan hari Valentine sesuai dengan namanya biasanya dikaitkan dengan romantisme. Dalam romantisme terdapat dua hal yang menonjol. Pertama the warm one (kehangatan) dan yang kedua the hot one (gairah).

Menurutnya gairah itulah yang bisa menjerumuskan kalangan muda yang belum menikah merayakan Valentine kepada hal-hal yang berbau seksualitas.

“Dalam romantisme dua hal yang menonjol pertama the warm one atau kehangatan yang kedua the hot one atau pasiionate atau gairah. Artinya mengartikan kemesraan saja atau bisa ditambah dengan gairah. Dua hal itu pada orang tua atau dewasa hanya kehangatan atau cinta kasih tapi kalau anak muda ya tinggal selangkah lagilah. Saya kira itu ibaratnya hidangan sudah di depan mata masak tidak dimakan,” jelas Faturochman kepada Okezone, Minggu (14/2/2016).

Dalam cinta, menurutnya, sangat tergantung kepada perspektif seseorang mengartikannya. Kehangatan dan gairah dalam merayakan Valentine tersebut sebetulnya bukan masalah dalam cinta kasih. Utamanya bagi mereka yang sudah menikah. Namun ada norma sosial dan agama yang tidak mengizinkan kepada pasangan yang belum menikah untuk merayakannya. Sehingga muncul hal ketiga yang cukup menonjol dalam merayakan hari Valentine itu.

“Ada perspektif ketiga menjadi ganjalan anak muda sekarang. kecenderung usia perkawinan yang mundur ke usia yang makin tua. Padahal sisi lain kematangan seksual itu kan alamiah. Dorongan melakukan seksual itu memunculkan perpektif ketiga yakni terserahlah yang penting jangan ada efek negatif yang lebih banyak misalnya jangan hamil, “ terangnya.

“Makanya berhubungan dengan kondom itu adalah yang ketiga ini ya terserah intinya jangan hamil dan ketularan penyakit seks tentu saja ini perepektif yang tidak bisa diterima oleh sebagian masyarakat dan ditolak total oleh agama. Ibaratnya nanti daripada membunuh bayi lebih baik mencegah tidak terjadi bayi,” pungkasnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(kha)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini