Share

HOT BISNIS: Ancaman! Alibaba Masuk Indonesia!

Fakhri Rezy , Okezone · Sabtu 30 April 2016 14:01 WIB
https: img.okezone.com content 2016 04 29 320 1376133 hot-bisnis-ancaman-alibaba-masuk-indonesia-iv4DJQj3RD.jpg Ilustrasi: (Foto: Reuters)
A A A

JAKARTA - Perusahaan e-commerce terbesar China, Alibaba Group Holding Ltd ekspansi di Asia Tenggara. Tak tanggung-tanggung, perusahaan tersebut mengeluarkan USD1 miliar untuk mengakuisisi Lazada Group SA.

Alibaba akan membeli saham baru Lazada yang nilainya USD500 juta. Selain itu, Alibaba juga akan membeli saham milik investor Lazada lainnya. [Baca juga: Alibaba Resmi Akuisisi Lazada]

Tapi, apa alasan Alibaba tersebut? Miliarder pemilik Alibaba, Jack Ma memang sedang menargetkan setengah dari pendapatannya berasal dari Asia. Dengan Akuisisi Lazada ini, otomatis pendapatannya dari penjualan baju dan elektronik di pasar Asia Tenggara akan naik. Selain itu, Alibaba juga semakin mendominasi bisnis e-commerce di China akan tetap tergantung akan pasar di negara ini.

Tapi, akuisisi tersebut menjadi keuntungan bagi Lazada, pasalnya Lazada akan mengincar peningkatan 560 juta konsumen. CEO Lazada Max Bittner mengatakan, akuisisi ini justru menguntungkan bagi Lazada untuk melakukan ekspansi ke berbagai negara yang telah menjadi tujuan bisnis perusahaan asal China tersebut.

"“Transaksi ini akan membantu untuk mempercepat tujuan kami mencapai 560 juta konsumen yang dapat di akses di berbagai negara, dan juga untuk menjual produk-produk unik,” kata Bittner.

Namun, akuisisi tersebut menimbulkan banyak pertanyaan tentang alasan sebenarnya aksi Alibaba tersebut.

Menurut senior analis ekuitas Morningstar, Marie Sun, Alibaba saat ini tengah mencari driver yang dapat menunjang pertumbuhan bisnis di luar China dan negara-negara yang saat ini telah menjadi pasar Alibaba. Melihat kesuksesan Lazada dalam menggaet konsumen di Asia Tenggara, maka Alibaba pun memutuskan untuk melakukan akuisisi terhadap perusahaan yang telah hadir di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.

Sun menambahkan, apabila dibandingkan dengan pasar e-commerce Alibaba di China dan Amerika Serikat, potensi pasar e-commerce di Asia Tenggara masih belum termanfaatkan secara optimal. Artinya, terdapat potensi untuk meraup keuntungan bisnis apabila kekuatan modal Lazada di Asia Tenggara ditambah dengan kekuatan bisnis dari Alibaba.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Niat untuk menguasai e-commerce di Asia tenggara pun tercium oleh Presiden Joko Widodo. Menurut Jokowi, hal itu merupakan sebuah peringatan sekaligus ancaman bagi industri e-commerce Indonesia yang masih belia. Meskipun Indonesia sudah memiliki perusahaan e-commerce yang sudah besar, namun jika tidak berhati-hati maka Alibaba bisa menjadi ancaman.

"Memang kita yang sudah berjalan banyak, ada Tokopedia, Go-Jek, Blibli, Traveloka. Tapi minggu kemarin saya dengar Alibaba sudah masuk dan ini menjadi peringatan buat kita semua," tutur Jokowi.

Kepada puluhan pengusaha industri Jokowi menegaskan, masuknya Alibaba merupakan sinyal bahwa perusahaan besar e-commerce dunia mulai melirik peluang di Indonesia. Mereka juga memandang bahwa Indonesia memiliki peluang yang besar bagi tumbuh kembangnya perusahaan e-commerce.

"Dari luar sudah melihat potensi kita besar, potensi digital ekonomi kita besar. Oleh karena itu di sini ada peluang yang harus diisi," imbuhnya.

Jokowi mengaku optimis dengan pelaku e-commerce Indonesia. Dengan usia yang masih belia dirinya percaya pelaku industri e-commerce berani untuk menghadapi persaingan walau dengan perusahaan asing.

"Waktu saya undang dulu 10 orang ke Istana saya tanya apakah berani bersaing dari luar, semua bilang berani. Saya tanya lagi apakah bisa menang, mereka bilang pak kalau kita diberikan peluang dan support pasti menang. Anak muda kalau ditanya ya seperti itu. Tapi harus dikalkulasi dulu, anak muda kan berani dulu itung-itungannya belakangan," imbuhnya. [Baca juga: Alibaba Masuk ke Indonesia, Jokowi: Ancaman E-Commerce Lokal]

Lantas, apa yang harus dilakukan untuk menghadapi Alibaba yang masuk ke ASEAN?

Menanggapi nilai investasi yang fantastis ini, CEO PeaceSoft Group Nguyen Hoa Binh mengatakan, modal bukan segalanya, kapital besar tidak menentukan keberlangsungan bisnis. Yang lebih penting adalah bahwa setiap pemain e-commerce lokal harus memiliki strategi unik, walaupun dari segi modal kalah bersaing dengan e-commerce asing.

“E-commerce tidak sepenuhnya tentang kekuatan uang, tetapi yang paling penting adalah tim yang mengerti sepenuhnya pemahaman berbasis lokal,” tambah dia.

Demam e-commerce dalam beberapa tahun terakhir ini membuat banyak pemain berkantung tebal menawarkan banyak diskon dan promosi untuk mempercepat pertumbuhan, lalu tutup dan kehilangan investasi bernilai jutaan dolar karena inefisiensi dari kecepatan turunnya saldo kas.

"PeaceSoft Group memilih strategi yang mengakar dengan berinvestasi di layanan infrastruktur untuk menciptakan nilai jangka panjang dan mendongkrak kualitas pelayanan pada pembeli dan penjual,” jelas Binh, yang telah 15 tahun berkecimpung di bisnis ICT (Information and Communication Technology) dan industri internet ini.

PeaceSoft-Group pertama kali menjejakkan bisnisnya di Indonesia dua tahun lalu dengan dibukanya platform belanja lintas batas weshop.co.id. Mengedepankan pendekatan berbasis lokal dan kualitas layanan bagi pelanggan, WeShop Indonesia telah berhasil merangkul banyak pelanggan di seluruh Indonesia dan menjadi e-commerce tepercaya untuk layanan belanja lintas batas.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini