MANILA – Setelah 10 warga negara Indonesia (WNI) ditawan, Pemerintah Filipina semakin gencar melakukan perburuan terhadap kelompok militan Abu Sayyaf.
Pada Minggu 10 April 2016, Pemerintah Filipina di bawah kepemimpinan Presiden Beniqno Aquino III telah mengerahkan militernya untuk menyerbu basis kelompok militan Abu Sayyaf. Tentara Filipina dikabarkan bentrok dengan 120 prajurit Abu Sayyaf.
Dalam penyerangan tersebut, sedikitnya 18 tentara Filipina dikabarkan meninggal dunia dan 53 lainnya mengalami luka. Sementara komandan pasukan Abu Sayyaf sendiri dikabarkan terluka parah akibat tembakan oleh sejumlah tentara Filipina.
Kendati telah menyerbu basis militer Abu Sayyaf, militer Filipina belum dapat membebaskan sejumlah sandera yang ditawan oleh militan Abu Sayyaf. Bahkan dalam beberapa kali penyerbuan, tentara Filipina tampak kewalahan.
Karena itulah, seorang politikus dari Partai Liberal Filipina, Manuel “Mar” Roxas II, sempat meminta bantuan kepada dua kubu pemberontak Filipina Selatan, Front Pembebasan Islam Moro (MILF), dan Front Nasional Pembebasan Moro (MNLF).
Setelah mendapat serangan dari militer Filipina, milisi Abu Sayyaf bukannya bertambah lemah, tapi semakin bertindak arogan.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya