Share

TERPOPULER: Tak Punya Utang Valas, MAP Tetap Kelimpungan Hadapi Pelemahan Rupiah

Martin Bagya Kertiyasa , Okezone · Rabu 04 Mei 2016 22:05 WIB
https: img.okezone.com content 2016 05 04 278 1380388 terpopuler-tak-punya-utang-valas-map-tetap-kelimpungan-hadapi-pelemahan-rupiah-cCFMkjs2oV.jpg Ilustrasi: (Foto: Okezone)
A A A

JAKARTA - Pergerakan Rupiah yang tidak stabil memang merugikan banyak perusahaan. Salah satu perusahaan yang cukup terimbas adalah PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI).

Corporate Secretary (Corsec) MAPI Fetty Kwartati mengatakan meskipun MAPI tidak memiliki pinjaman dalam mata uang asing, namun inventory atau produk perusahaan merupakan produk impor. Oleh karena itu, akan ada pengaruh besar bagi perusahaan jika Rupiah mengalami tekanan.

"Loan dalam bentuk valuta asing kami hindari, karena income kami dalam rupiah. Jadi loan kami harapkan match dengan penjualan kami, sehingga kita pilih dalam negeri," dia di IDX Channel, Rabu (4/5/2016).

Pada tahun lalu, perseroan membukan rugi selisih kurs Rp32 miliar dari untung kurs Rp15 miliar. Pasalnya, tahun lalu mata uang Garuda mengalami tekanan yang cukup signifikan.

"Rupiah sangat volatile, maka selisih kurs juga volatile. Sekarang kita lakukan hedging, sebisa mungkin kami punya invetory untuk keadaan seperti itu," jelas dia.

(Baca Juga: Jaga Brand, Rahasia Eksistensi Mitra Adi Perkasa)

Menurutnya, hedging dilakukan sesuai dengan mandat dari Bank Indonesia (BI) meskipun, penjual brand ternama seperti Zara dan Lacoste ini tidak memiliki pinjaman dalam mata uang asing. "Tapi ini terkait investory, dengan hedging diharapkan dapat lebih stabil," tambahnya.

Dia berharap, pada semester I dan II Rupiah dapat lebih stabil agar penjualan dapat lebih stabil. Pasalnya, dengan Rupiah di atas Rp14.000 per USD seperti yang terjadi pada tahun lalu, akan sulit bagi perseroan untuk menjaga demand.

"Karena pricing yang kita buat dari cost, jadi harga di Indonesia akan less kompetitif. Mereka tidak beli produk lain, tapi malah belanja di luar negeri, itu yang ingin kita hindari," jelas dia.

"Oleh karena itu, kami berharap tahun ini akan lebih stabil, karena itu akan membantu. Apalagi psikologi masyarakat terkait dolar AS yang mahal, harga juga dianggap mahal jadi mereka tahan belanja," tukasnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(dni)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini