Share

INSPIRASI BISNIS: Mulanya Sampah, Kini Jadi Aneka Kerajinan Tangan

Koran SINDO , Jurnalis · Rabu 04 Mei 2016 20:28 WIB
https: img.okezone.com content 2016 05 04 320 1380651 inspirasi-bisnis-mulanya-sampah-kini-jadi-aneka-kerajinan-tangan-t6eXP9atGy.gif Mulanya Sampah, Kini Jadi Aneka Kerajnan Tangan (Foto: Koran SINDO)
A A A

GRESIK - Sisa produksi tidak selamanya harus menjadi sampah yang dibuang percuma. Limbah sarung produksi andalan Kecamatan Benjeng, Gresik, misalnya, dari limbah sarung apkiran oleh warga setempat dimanfaatkan menjadi barang bernilai jual.

Sebagian besar warga Desa Kelampok, Kecamatan Benjeng, Gresik, merupakan perajin sarung dari alat tenun bukan mesin (ATBM). Dari desa yang lokasinya sekitar 20 kilometer arah Gresik, sedikitnya 930 kepala keluarga (KK) menjadi perajin sarung.

Sarung ATBM produksi warga Desa Kelampok tidak hanya dipasarkan di Jawa Timur dan luar Jawa. Namun, produk sarung tenun warga Dusun Karangploso dan Kalipang itu diekspor hingga Brunei Darussalam, Malaysia, dan sebagian ke wilayah Timur Tengah.

“Sebagian besar produksi sarung warga yang tersebar di Dusun Karangploso dan Kalipang di rumah-rumah warga. Hasilnya mampu bersaing. Bahkan, sudah diekspor,” ujar Ngadi, 51, Kepala Desa Kelampok.

Menariknya, dari produk sarung tenun yang diproses tidak semuanya layak jual. Setidaknya dari 12 kodi sarung selalu ada sekitar enam sarung apkiran yang tidak layak jual. Nah, enam sarung apkiran itu tidak langsung dibuang.

Oleh beberapa kelompok ibu-ibu, barang sisa tersebut dijadikan produk yang agar tetap memiliki nilai ekonomis.

“Awalnya, kami buang. Biasanya kami pakai kain untuk ngepel atau untuk keset rumah. Tetapi sekarang tidak lagi. Kami bisa memaksimalkan untuk kerajinan tangan dengan bahan dasar sarung,” ujar Ny Sukiadi, 52, warga Karangploso.

Ya , sejak beberapa waktu lalu, warga Kelampok mendapat pelatihan kerajinan tangan berbahan limbah industri sarung tenun ATBM.

Pelatihan dilakukan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gresik. Kerajinan itu tidak hanya dilakukan ibu-ibu. Namun, para remaja putri maupun bapak-bapak sepulang dari sawah. Adapun barang kerajinan tangan yang diproduksi di antaranya, berbentuk bros, tempat tisu, taplak kulkas, taplak meja, hiasan rak mini minuman gelas, pelapis gelas, stoples, serta berbagai barang kerajinan lain.

“Lumayan hasilnya. Sebab biasanya tidak ada harganya dan hanya dibuang sebagai sampah,” tutur Ngadi.

Seperti yang dilakukan keluarga Sukardi yang memaksimalkan peluang itu. Bahkan saat ini keluarga Sukardi menjadi pengusaha pembuatan boneka kecil dari sarung limbah. Meski hasilnya belum sebesar menjadi pengusaha sarung tenun ATBM, tapi cukup memenuhi kebutuhan keluarganya.

“Ya, sekarang kami pasarkan di sekitar Jawa Timur saja. Apalagi produksi kami belum banyak,” kata Sukardi.

Agar warga lain meniru yang dilakukan Sukardi, Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Gresik melalui Bidang Perindustrian memberikan pelatihan kerajinan tangan pembuatan handicraft dan menghias peralatan rumah tangga dengan kain sarung.

“Kami beri pelatihan untuk menyulap limbah ini menjadi barang punya nilai ekonomis,” ungkap Ilmul Yaqien, Kabid Perindustrian.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(dni)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini