Share

Ramah Lingkungan, Indonesia Harus Beralih Gunakan Formwork Alumunium

Dhera Arizona Pratiwi , Okezone · Selasa 24 Mei 2016 18:43 WIB
https: img.okezone.com content 2016 05 24 470 1396785 ramah-lingkungan-indonesia-harus-beralih-gunakan-formwork-alumunium-RamG75OCVK.jpg (Ilustrasi: youtube)
A A A

JAKARTA - Aspek terpenting dalam kesuksesan pembangunan struktur bangunan salah satunya adalah bekisting atau formwork. Penggunaan bekisting atau formwork kayu di Indonesia masih dominan, yang tentunya berdampak timbulnya permintaan terhadap kayu dari hutan Indonesia juga masih tinggi.

Direktur Bina Kelembagaan dan Sumber Daya Jasa Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Yaya Supriyatna, mengatakan inovasi teknologi di bidang konstruksi diperlukan tidak hanya bertujuan konstruksi yang lebih cepat dan berkualitas, namun juga ramah lingkungan. (Baca juga: Harga Keramik dan Cat Diproyeksi Naik hingga 5%)

Menurutnya, ada beberapa alternatif dengan menggunakan material baja. Akan tetapi, penggunaannya masih terbatas karena memiliki berat jenis yang tinggi sehingga menimbulkan masalah kesulitan pelaksanaan dalam aplikasinya.

"Perekayasaan formwork system dengan menggunakan aluminum merupakan inovasi teknologi yang dibutuhkan untuk percepatan pembangunan di Indonesia dengan berbagai keunggulannya," ujarnya seperti dilansir dari laman Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (24/5/2016).

Dia menambahkan, biaya untuk penggunaan alumunium bekisting atau formwork mahal bila hanya satu kali digunakan. Akan tetapi, bila digunakan untuk 100 kali bisa menekan biaya penggunaan bekisting atau formwork.

“Tidak semata-mata mengenalkan teknologi alumunium formwork ini, saya mengajak saudara sebangsa setanah air yang bergelut dalam industri konstruksi nasional 'mau titen' atau mau belajar teknologi yang bermanfaat, kemudian mengadopsi dengan apa yang telah kita gunakan selama ini, dan ujungnya kita kembangkan industri nasional sesuai dengan kebutuhan kita,” jelasnya. (Baca juga: Harga Cat Kian Mahal, Ini Alasannya)

Keinginan unutk mengembangkan industri nasional tersebut sejalan dengan nawacita yang mengedepankan mandiri dan berdaya saing. Menurutnya, Indonesia diharapkan menerapkan ajaran Ki Hajar Dewantara yakni 3T "Titen, Tiru, Tambahi" dalam mengembangkan industri konstruksi nasional.

Selain itu dikatakannya, bila dikaitkan dengan tingkat inovasi di Indonesia, pada 2015 Indonesia berada pada peringkat 97 berdasarkan Global Innovation Index (GII). Peringkat tersebut membaik dua level dari tahun sebelumnya. “Tapi jika melihat secara score, nilai Indonesia adalah 29,8 atau yang terendah dalam lima tahun terakhir, kita jangan berdiam diri," tutur dia.

Sementara itu, Jeon Sang Won dari Kumkangkind, sebuah perusahaan alumunium bekisting atau formwork dari Korea Selatan mengatakan penggunaan alumunium bekisting atau formwork memiliki beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan bekisting atau formwork konvensional dan pre-cast. Adapun keunggulannya yakni tidak perlu memerlukan pekerja ahli, biaya lebih hemat, pembangunan lebih cepat, hasil akhir lebih rapi, ramah lingkungan dan dapat digunakan lagi untuk proyek berikutnya.

Dia juga menyebutkan alumunium bekisting atau formwork dari Kumkangkind dapat digunakan secara berulang hingga 300 kali untuk proyek-proyek lainnya.

Sekadar informasi, bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan dalam suatu kegiatan pembangunan atau konstruksi.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(rzk)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini